nasional

Presiden Jokowi Geram Anggaran Stunting Rp 10 M Lebih Banyak Digunakan Rapat dan Perjalanan Dinas

Senin, 19 Juni 2023 | 14:41 WIB
Presiden Jokowi geram karena anggaran dana Rp 10 miliar untuk mengatasi stunting dipakai untuk rapat dan perjalanan dinas hingga Rp 6 miliar.

RBG.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibuat geram karena penggunaan anggaran untuk penanganan stunting di daerah tidak optimal dan tepat sasaran.

Tanpa menyebut daerahnya, Jokowi mengungkapkan anggaran dana Rp10 miliar untuk mengatasi stunting dipakai untuk rapat dan perjalanan dinas hingga mencapai Rp 6 miliar.

Menurut Jokowi, hanya Rp2 miliar yang dipergunakan untuk membeli telur, susu, daging dan sayur.

Baca Juga: Hari Ini, Mentan Syahrul Yasin Limpo Diperiksa Penyidik KPK Selama 3,5 Jam

"Contoh, ada anggaran stunting Rp10 miliar, coba cek, lihat betul untuk apa Rp10 miliar itu. Jangan membayangkan nanti ini dibelikan telur, susu, protein, sayuran," ujarnya di Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023 di Jakarta, pada Rabu (14/6).

"Rp10 miliar untuk stunting, dicek, perjalanan dinas Rp3 miliar, rapat-rapat Rp3 miliar, pengembangan bla bla bla Rp2 miliar. Yang benar-benar beli telur hanya Rp2 miliar. Kapan stunting akan selesai kalau caranya seperti ini?" imbuhnya.

Lalu, Jokowi juga menceritakan diskusinya dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Usai Naik Takhta, Kaisar Naruhito Akan Bertemu Presiden Jokowi Di Istana Bogor, Lalu Mampir ke Candi Borobudur

Ia mengatakan negara yang menjadi 'pasien' IMF saat ini mencapai 96 negara.

Jokowi melanjutkan bahwa situasi dunia saat ini sedang sulit. Bahkan, Eropa sudah resesi.

Sehingga, setiap rupiah yang dibelanjakan baik dari APBN, APBD maupun BUMN, haruslah produktif.

Baca Juga: Usulan Libur Dua Hari Perayaan Idul Adha 2023 Tinggal Tunggu Restu Presiden Jokowi

"Karena memang cari uang sangat sulit baik lewat pajak, PNBP, royalti, dividen, tidak mudah. Sekali lagi, untuk wujudkan Indonesia Emas 2045 tidak mudah," ujarnya.

"Karena memang kita lemah di sisi itu (pengawasan). Jika tidak diawasi, hati-hati, jika tidak cek langsung, dipelototi satu satu, hati-hati kita lemah di situ. Kita turun ke bawah saja masih ada yang bablas, apalagi tidak," tandasnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Hadapi Perubahan Iklim, KLH Gandeng Masyarakat Sipil

Kamis, 13 November 2025 | 17:41 WIB