RBG.id – Efisiensi anggaran diduga juga diterapkan di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) peringatan dini bencana lainnya.
Namun, pihak Istana membantah isu tersebut. Sementara itu, BMKG menegaskan layanan mitigasi bencana tetap berjalan optimal selama 24 jam.
"Kami tegaskan kembali BMKG sebagai bagian dari pemerintah mendukung dan menjalankan efisiensi anggaran sesuai instruksi Presiden.
Namun, sebagai institusi yang melayani masyarakat, BMKG tetap berkomitmen memberikan pelayanan prima selama 24 jam," ujar Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BMKG, Muslihhuddin, dikutip RBG.id dari Kompas pada Jumat, 14 Februari 2025.
Ia juga memastikan tidak ada pengurangan dalam keakuratan sistem deteksi bencana. Saat ini, BMKG masih dalam tahap penyusunan anggaran sesuai mekanisme yang berlaku.
"Untuk teknis penganggaran, prosesnya masih terus berjalan. Namun, dapat dipastikan tidak ada pengurangan akurasi pada alat deteksi bencana," lanjutnya.
Pastikan Efisiensi Tidak Mengorbankan Layanan Esensial
Sebelumnya, BMKG sempat menyatakan dampak efisiensi anggaran bisa menyebabkan penurunan akurasi informasi cuaca dan gempa bumi.
Yang termasuk dalam perubahan akurasi itu mengenai ketepatan data yang berkurang dari 90 persen menjadi hanya 60 persen.
Adapun terkait mitigasi peringatan tsunami yang sebelumnya bisa 3 menit menjadi lebih dari 5 menit, dan nantinya jangkauan penyebarluasan informasi gempa dan tsunami juga berkurang hingga 70 persen.
Namun, pihak Istana menepis kekhawatiran tersebut dan memastikan kebijakan efisiensi tidak akan mengurangi aspek penting dalam layanan publik.
Baca Juga: Modus Pura-pura Menolong, Pembobol ATM di Bojonggede Dibekuk Polisi, Uang Korban Raib Rp55 Juta