RBG.id - Sosok Dedi Mulyadi baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik. Gubernur Jawa Barat terpilih itu mengumumkan sejumlah kebijakan baru di sektor pendidikan.
Dilansir RBG.id dari Antara News, ia secara tegas melarang sekolah mengadakan kegiatan study tour serta menghentikan praktik penjualan Lembar Kerja Siswa (LKS).
"Tidak ada lagi piknik sekolah, saya nggak mau. Piknik mah di rumah masing-masing. Terus, yang berikutnya suka ada tuduhan jual LKS, segala macam, itu dihindari, nggak usah," ujar Dedi dalam pernyataannya.
Baca Juga: Kemenkes Siapkan 10 Ribu Faskes untuk Program Cek Kesehatan Gratis: Siswa-Remaja Dimulai Juli 2025
Selain itu, Dedi juga menegaskan bahwa seragam sekolah tidak boleh lagi disediakan oleh pihak sekolah, melainkan harus dibeli langsung oleh siswa.
"Seragam sekolah jangan disiapkan sekolah, suruh siswa beli masing-masing. Ribut mancing omongan, sudah jangan cari penyakit, duitnya tidak seberapa, untungnya kecil, tapi omongannya nggak berhenti-berhenti," kata Dedi.
Fokus Guru Mengajar
Dalam kebijakan lainnya, Dedi Mulyadi juga menyoroti beban administratif yang selama ini membebani para guru.
Baca Juga: Sebelum Jadi Istri Kedua Andreas Wullur, Anak Tiri Iris Wullur Sempat Peringatkan Soal Ini
Ia meminta Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk tidak lagi mewajibkan guru membuat laporan-laporan melalui berbagai aplikasi.
"Saya minta Dinas Pendidikan, guru jangan terlalu banyak aplikasi, pusing. Tugas guru itu mengajar, bukan bikin laporan. Saya gubernur saja disuruh bikin laporan nggak sanggup, saya orang merdeka. Pokoknya guru-guru fokus mengajar," tegasnya.
Sebagai gantinya, Dedi menyarankan agar Dinas Pendidikan menunjuk konsultan khusus untuk menangani urusan administratif, sehingga guru bisa lebih fokus dalam proses belajar mengajar.
"Konsultan ditunjuk untuk membantu guru," tambahnya.