Minggu, 21 Desember 2025

Segudang Manfaat Kulit Delima, untuk Perawatan Kecantikan Hingga Kesehatan

- Senin, 5 September 2022 | 12:21 WIB
Buah Delima
Buah Delima

RBG.id - Buah delima mudah diingat karena bentuknya unik. Pesona warna merah daging buahnya, kelezatan rasa, dan manfaatnya bagi kesehatan tidak perlu diragukan. Beberapa kitab suci keagamaan menguraikan keutamaan buah delima sebagai ”buah dari surga”. Kulit buahnya pun dapat dimanfaatkan dan memang digunakan sejak lama untuk tujuan kesehatan. Studi membuktikan jenis zat kandungan kulit buah delima tidak banyak berbeda dengan daging buahnya.

Dalam pengobatan tradisional Jawa, kulit buah delima dipakai dalam ramuan obat herbal untuk mengatasi gangguan keputihan pada wanita. Keputihan adalah sekresi cairan putih secara berlebih melalui organ kewanitaan, utamanya karena infeksi jamur dan bakteri. Wanita memang selalu khawatir pada masalah keputihan karena berdampak buruk bagi kesehatan rahim dan sistem reproduksi. Asalkan masih dalam fase dini, gangguan keputihan dapat diatasi dengan mengonsumsi rebusan kulit delima.

Berbagai negara juga memberikan rekomendasi penggunaan kulit buah delima untuk kesehatan. Secara tradisional, kulit buah dididihkan dalam air selama 10–40 menit dan larutan hasil saringan digunakan untuk mengobati diare, disentri, sebagai enema (cairan pembersih usus bagian bawah). Pemakaian di India, antara lain, untuk mengatasi diare, hidung berdarah, dan tukak lambung. Dalam kebudayaan Mesir, kulit buah delima diyakini manfaatnya untuk diare, radang, cacingan, batuk, dan bahkan infertilitas (ketidaksuburan).

Bernama ilmiah Punica granatum dari suku Lythraceae, tanaman itu dikenal dengan nama pomegranate dalam bahasa Inggris. Daerah asal tumbuhnya adalah Afghanistan, Iran, Tiongkok, dan daratan India. Budi daya delima dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Walaupun mudah tumbuh di Indonesia, khasiatnya masih kurang mendapatkan perhatian.

Ciri kulit buah delima adalah terdapatnya selaput berupa jaringan bagian dalam dengan berat 26–30 persen berat total buah. Di situlah terkandung berbagai senyawa utama, yaitu golongan fenolik, termasuk antosianin, katekin, dan senyawa flavonoid yang lebih kompleks. Ada pula kandungan hydrolysable tannins, yaitu punicalin, pedunculagin, punicalagin, gallic, dan ellagic acid.

Studi menunjukkan, kandungan tanin adalah sumber antioksidan tertinggi pada kulit delima. Selain aktivitas antioksidan untuk mengatasi radikal bebas, tanin adalah antibakteri penyebab penyakit pada usus, termasuk bakteri kolera. Tanin menyebabkan rasa khas yang tajam pada lidah karena aktivitas sebagai astringen. Aktivitas itu menyebabkan terjadinya kontraksi sel kulit dan jaringan sekitarnya sehingga pori-pori mengecil. Jadi, selain sebagai antijamur, kerja kulit delima sebagai astringen diduga membantu mengendalikan pengeluaran cairan berlebih melalui pori kulit pada gangguan keputihan.

Hasil penelitian ilmiah terbaru makin menguatkan peran kulit delima sebagai antioksidan, antiradang, dan antimikrobial. Penelitian juga membuktikan peran itu dapat memberi nilai tambah kulit delima sebagai ”food enrichment”(meningkatkan kekayaan nutrisi makanan).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X