Senin, 22 Desember 2025

Cacar Monyet Mewabah, IDI Minta Tenaga Kesehatan Waspada

- Rabu, 27 Juli 2022 | 23:38 WIB
Ilustrasi wujud virus penyebab penyakit cacar monyet. Perubahan iklim dan suhu yang semakin memanas memicu virus melompat ke manusia. (CDC)
Ilustrasi wujud virus penyebab penyakit cacar monyet. Perubahan iklim dan suhu yang semakin memanas memicu virus melompat ke manusia. (CDC)

RBG.id - Meski masih belum terdeteksi di Indonesia, namun kasus cacar monyet atau Monkey Pox sudah ditemukan di Singapura.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta para dokter dan tenaga kesehatan mewaspadai pasien dengan gejala cacar monyet dan hindari kontak langsung.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr. Adityo Susilo, SpPD, KPTI, FINASIM meminta tenaga Kesehatan baik dokter maupun perawat yang menemukan gejala cacar monyet pada pasien agar segera melakukan tindak lanjut dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction). Metode pemeriksaan itu memeriksa virus cacar monyet dengan mendeteksi DNA virus tersebut.

“Segera melaporkan ke Dinas Kesehatan Setempat agar bisa segera dilakukan surveilans dan tindakan lebih lanjut lainnya,” tegasnya dalam keterangan resmi kepada wartawan, Rabu (27/7).

Menurut dr. Adityo, cacar monyet adalah suatu penyakit infeksi virus, bersifat zoonosis dan jarang terjadi. Beberapa kasus infeksi pada manusia (human monkeypox) yang pernah dilaporkan terjadi secara sporadis di Afrika Tengah dan Afrika Barat, dan umumnya pada lokasi yang berdekatan dengan daerah hutan hujan tropis.

Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), mengatakan pemahaman yang baik terhadap infeksi cacar monyet dan kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa atau outbreak, menjadi modal utama dalam aspek pencegahan. Ia meminta dokter waspada dengan pasien bergejala cacar monyet.

“Upaya untuk menghindari kontak dengan pasien yang diduga terinfeksi merupakan kunci pencegahan yang dinilai paling efektif pada saat outbreak, diiringi dengan upaya surveilans dan deteksi dini kasus aktif guna melakukan karantina untuk mencegah penyebaran yang lebih luas,” kata dr. Agus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X