RBG.id - Waspadai gejala virus Omicron BA.5 yang muncul di malam hari. Mengingat subvarian tersebut kini sudah mendominasi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, menyebut sekitar 81 persen Omicron BA.4-BA.5 sudah mendominasi dari varian Covid-19 nasional. Hal ini yang menyebabkan adanya kenaikan kasus Covid-19 belakangan ini.
"Distribusi subvarian terbaru Omicron, yaitu BA.4-BA.5 mendominasi sekitar 81 persen dari varian Covid-19 nasional yang ada," tuturnya.
Subvarian ini diklaim lebih menular dibandingkan strain aslinya (BA.1) maupun delta, bahkan bisa menghindari sistem imun kekebalan yang sudah terbentuk sebelumnya. Meski begitu, gejala Omicron BA.5 yang muncul diyakini lebih ringan dibandingkan strain aslinya BA.1 maupun Delta. Lantas, seperti apa gejalanya? Simak berikut ini.
Berdasarkan data dari Kemenkes RI pada Selasa (5/7), mengacu pada manifestasi klinis per 4 Juli pasien subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, sebagian besar kasus bergejala. Begitu juga sebagian besar pasien sudah menerima vaksin Covid-19 lebih dari dua dosis.
Disebutkan pada kasus infeksi BA.5, sebanyak 566 pasien (52,41 persen) bergejala dan 35 pasien (3,24 persen) tidak bergejala. Adapun gejala paling banyak dikeluhkan pasien subvarian Omicron BA.5 adalah batuk.
Namun, baru-baru ini ahli imunologi dari Trinity College Dublin, Professor Luke O'Neill, mengungkapkan gejala Omicron BA.5 yang muncul di malam hari. Bukan lagi demam atau batuk, melainkan keringat di malam hari.