Menurut ahli bedah plastik di Longevita, Prof. Dr Fuat Yuksel, perubahan iklim berdampak negatif pada kesehatan kulit. “Iklim yang lebih hangat telah meningkatkan insiden infeksi kulit. Polutan udara juga dapat memicu kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis. Ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik,” jelasnya.
“Semua ini mempengaruhi kulit dan rambut yang menempel,” tambahnya.
Untuk penelitian ini, tim mengekspos sel folikel manusia ke berbagai konsentrasi partikel debu halus dengan diameter 10 mikrometer atau partikel diesel yang lebih kecil dan kecil.
Penelitian, yang didanai oleh perusahaan kosmetik Korea Selatan itu, menemukan bahwa terpapar polutan udara umum mengurangi tingkat empat protein yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan rambut dan retensi rambut.
“Penelitian kami melihat ilmu bahwa apa yang terjadi ketika sel-sel yang ditemukan di dasar folikel rambut terkena polutan udara umum. Penelitian dilakukan di laboratorium dan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami seberapa cepat hal ini mempengaruhi orang yang secara teratur terpapar polutan dalam kehidupan sehari-hari mereka,” kata Peneliti utama Hyuk Chul Kwok. (jp/els)