Uangnya dari hasil refocusing anggaran di internal Kementan. Yang jadi persoalan adalah anggaran Rp 100 miliar untuk impor 2,2 juta vaksin sisanya.
’’2,2 juta dosis (vaksin PMK) dari refocusing anggaran,’’ kata Nasrullah. Sayangnya sampai rapat kemarin digelar, ternyata Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum mengeluarkan keputusan mengabulkan anggaran pengadaan vaksin PMK tersebut.
Pada rapat tersebut Nasrullah juga menuturkan, Food and Agriculture Organization (FAO) akan memberikan bantuan 110 ribu dosis vaksin. Tetapi sampai saat ini belum ada MoU atau pembicaraan lebih lanjut soal bantuan vaksin tersebut. Rencananya FAO membantu vaksin PMK untuk Indonesia dengan mendatangkannya dari Vietnam.
’’Katanya vaksin PMK 3 juta dosisi akan datang pekan kedua Juni. Berarti tanggal 15 besok,’’ lanjut Sudin. Tetapi ternyata yang dibeli Kementan hanya 800 ribu dosis saja. Untuk dosis vaksin sisanya sebanyak 2,2 juta, anggarannya belum disetujui oleh Kementerian Keuangan.
Anggota Komisi IV DPR drh Slamet menyampaikan permintaan kepada Presiden Joko Widodo untuk mengabulkan usulan anggaran penanganan PMK sebesar Rp 4,4 triliun tersebut. Menurut dia anggaran Rp 4,4 triliun bukan nominal yang besar. Apalagi untuk menangani pandemi PMK yang merugikan banyak peternak di Indonesia.
’’Kalau tidak bisa mengadakan (anggaran Rp 4,4 triliun) ini, tunda itu IKN,’’ tandasnya. Baginya anggaran untuk penanganan PMK jauh lebih mendesak ketimbang pembangunan IKN. Selain itu Slamet juga meminta keran ekspor hewan ternak dari negara yang belum bebas PMK dihentikan.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin menjelaskan stok obat-obatan untuk penanganan wabah PMK di Kementan saat ini menipis. ’’Obat antipiretik, antibiotik ada. Tetapi tidak bisa cover 18 provinsi,’’ katanya. Dia mengatakan Kemenag sedang melakukan pengadaan obat-obatan kembali, dari hasil refocusing anggaran di Ditjen PKH Kementan. Sedangkan untuk desinfektan, pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan 900 kg dari FAO.
Data Kementan per 6 Juni menyebutkan jumlah hewan ternak yang terjangkit PMK mencapai 81.800 ekor di 163 kabupaten/kota di 18 provinsi. Dari total kasus itu, 28.528 hewan sudah sembuh. Lalu 607 hewan dilakukan pemotongan bersyarat dan 524 ekor hewan mati. Hewan ternak yang saat ini belum sembuh ada 52.211 ekor. (wan)