RBG.ID – Tim peneliti dari Washington State University (WSU) telah mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) untuk kebutuhan medis.
Dia mampu mendeteksi penyakit di jaringan tubuh manusia dengan lebih cepat dan akurat daripada metode konvensional.
Jika proses deteksi biasanya memakan waktu hingga satu tahun, model AI itu mampu mendeteksi dalam beberapa minggu saja.
Baca Juga: Franz Wagner Merusak Malam Indah sang Tuan Rumah, Kali Pertama Los Angeles Lakers Kalah di Kandang
Inovasi ini berpotensi membawa revolusi dalam dunia kedokteran.
Model AI ini dirancang untuk menganalisis gambar histopatologi, yaitu gambar jaringan tubuh manusia yang diperbesar hingga miliaran piksel.
Teknologi ini bekerja dengan memecah gambar besar menjadi bagian-bagian kecil menggunakan teknik yang disebut sliding window.
Setiap bagian gambar kemudian dianalisis lebih mendalam oleh algoritma deep learning.
Proses ini memungkinkan model AI untuk belajar dari kesalahan dan semakin akurat seiring waktu berkat sistem backpropagation yang digunakan untuk memperbaiki hasil analisis.
Untuk melatih model ini, para peneliti menggunakan data dari penelitian epigenetik sebelumnya, termasuk gambar jaringan ginjal, testis, dan ovarium tikus.
Selain itu, data tambahan juga digunakan, seperti kasus kanker payudara dan metastasis kelenjar getah bening.
Hasilnya, model AI berhasil mengidentifikasi patologi atau tanda penyakit yang bahkan terlewatkan oleh ahli patologi manusia.