Risiko Mengonsumsi Paracetamol di Trimester Pertama
Trimester pertama merupakan fase kritis perkembangan organ janin (organogenesis).
Sebuah penelitian pada tahun-tahun terakhir menyebutkan adanya kemungkinan kaitan antara konsumsi paracetamol dalam jumlah berlebihan selama kehamilan dengan risiko:
- Masalah perkembangan saraf pada janin: Beberapa studi menduga adanya hubungan antara penggunaan paracetamol yang sering dengan peningkatan risiko autisme atau gangguan hiperaktif (ADHD).
- Masalah reproduksi: Studi lain mengaitkan penggunaan paracetamol dalam waktu lama dengan potensi gangguan pada perkembangan sistem reproduksi bayi.
Namun, penelitian ini belum sepenuhnya konklusif, dan sebagian besar dokter sepakat bahwa risiko ini sangat kecil jika paracetamol dikonsumsi dalam dosis wajar dan hanya saat diperlukan.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Daging Kambing? Begini Penjelasannya
Rekomendasi Dokter untuk Ibu Hamil
Menurut dokter, jika ibu hamil membutuhkan paracetamol, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu: Sebelum mengonsumsi obat apa pun selama kehamilan, pastikan mendapat persetujuan dari dokter kandungan.
2. Gunakan dosis rendah dalam waktu singkat: Hindari penggunaan paracetamol dalam dosis tinggi atau untuk waktu yang lama. Dosis standar untuk orang dewasa adalah 500-1000 mg setiap 4-6 jam, dengan batas maksimal 4000 mg per hari.
3. Hindari penggunaan rutin: Gunakan hanya jika benar-benar diperlukan, seperti saat demam tinggi yang tidak kunjung reda atau nyeri yang mengganggu aktivitas harian.
4. Pantau gejala: Jika gejala tidak membaik setelah penggunaan paracetamol selama 1-2 hari, segera konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Buah Manggis Ternyata Punya Manfaat Luar Biasa untuk Ibu Hamil
Paracetamol dianggap aman untuk ibu hamil jika digunakan dalam dosis yang sesuai dan dalam waktu singkat.