RBG.ID — Donald Trump kembali ”mengudara” setelah percobaan pembunuhan kali kedua dialamatkan kepadanya.
Dalam acara pertamanya sejak insiden pada Minggu (15/9) di lapangan golf miliknya di West Palm Beach, Florida, Amerika Serikat (AS), Trump kembali menceritakan apa yang dialami.
Trump mengatakan, dirinya sedang bermain golf dengan teman-temannya, termasuk pengusaha Steve Witkoff, ketika mendengar suara tembakan.
"Semuanya indah, tempat yang menyenangkan, dan tiba-tiba kami mendengar tembakan dilepaskan ke udara, dan —saya kira mungkin empat atau lima— itu terdengar seperti peluru, tetapi apa yang saya ketahui tentang itu? Namun, Secret Service langsung tahu itu peluru," kata Trump kepada tokoh kripto Farokh Sarmad selama siaran langsung di X, dikutip dari The Guardian.
Dia berterima kasih kepada Secret Service yang bergerak cepat.
"Saya bersama seorang agen dan agen itu melakukan pekerjaan yang fantastis," ujar kandidat presiden AS dari Partai Republik itu.
Baca Juga: Ditutup, Jumlah Pelamar CPNS 2024 Capai 3,9 Juta, Peserta Bisa Gunakan Nilai SKD Sebelumnya
Donald Trump mengatakan, suara tembakan tersebut adalah suara agen lain yang menembaki laras senjata yang dia lihat berada di semak-semak di dekat pagar lapangan golf.
Selain agen itu, tak ada lagi yang melepaskan tembakan.
Catatan di ponsel tersangka Ryan Routh menunjukkan bahwa pria 58 tahun tersebut berkemah di dekat lapangan golf selama sekitar 12 jam.
Baca Juga: Ancaman Empat Gol untuk Gironistes, Kok Bisa? Ini Dia Penjelasannya
Sebelum dibekuk Secret Service di jalan raya di tengah upaya pelariannya, pria yang punya sederet jejak digital dukungan untuk Ukraina, Taiwan, serta Palestina tersebut membekali dirinya dengan sejumlah makanan saat berkemah.
Associated Press melaporkan, dalam dokumen pengadilan yang dibuka pada Senin (16/9), para pejabat mengatakan bahwa ponsel Routh memperlihatkan dia berada di dekat barisan pepohonan di lapangan golf Trump sejak Minggu (15/9) dini hari pukul 01.59 hingga siangnya di hari yang sama pukul 13.31 ketika seorang agen Secret Service menembaknya.