RBG.ID - Sebuah ledakan besar di sebuah rumah sakit di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 500 orang pada hari Selasa (17/10), ketika kedua belah pihak dalam konflik Israel-Palestina saling menyalahkan atas serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Israel membantah bertanggung jawab atas ledakan besar yang melanda Rumah Sakit Baptis Arab al-Ahli, yang lebih dikenal sebagai Al-Ma'amadani, dan mengatakan bahwa yang melakukan serangan adalah kelompok Jihad Islam di daerah kantong tersebut.
Hamas mengaitkan ledakan itu dengan Israel, namun militer Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh roket Palestina yang salah sasaran.
Jika kematian tersebut terkonfirmasi, maka ini akan menjadi serangan paling mematikan di Gaza sejak tahun 2008.
Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan Inggris akan bekerja sama dengan sekutunya untuk mencari tahu apa yang terjadi setelah ledakan di Kota Gaza pada hari ke-11 perang yang dimulai pada 7 Oktober.
Kengerian terjadi ketika Amerika Serikat berusaha meyakinkan Israel untuk mengizinkan pengiriman pasokan kepada warga sipil yang putus asa di wilayah kantong yang terkepung.
Baca Juga: Hakim Agung Gazalba Saleh Akan Segera Diperiksa KPK Terkait Kasus Gratifikasi dan TPPU
Namun sebagai protes atas dugaan serangan udara tersebut, Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan partisipasinya dalam pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden yang dijadwalkan pada Rabu di Amman, Yordania.
Perang yang dimulai pada 7 Oktober ini menjadi perang paling mematikan di antara lima perang di Gaza bagi kedua belah pihak.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 2.778 warga Palestina tewas dan 9.700 lainnya luka-luka. 1.200 orang lainnya di seluruh Gaza diyakini terkubur di bawah reruntuhan, hidup atau mati.
Baca Juga: Besok Terakhir, Cek Lowongan Kerja FA Compliance Officer PT Adaro Energy Indonesia Tbk di Jakarta
Menurut Israel, lebih dari 1.400 warga Israel telah terbunuh, dan setidaknya 199 lainnya, termasuk anak-anak, ditangkap oleh Hamas dan dibawa ke Gaza.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak akan mengunjungi Israel secepatnya pada hari Kamis (19/10), di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai krisis di Timur Tengah.