RBG.ID - Jambore Pramuka Dunia ke-25, sebuah festival pemuda global yang diadakan di Korea Selatan tahun ini, menjadi sorotan media dunia karena manajemen yang tidak berpengalaman.
Kritik berlanjut untuk panitia Jambore Pramuka Dunia yang belum cukup siap menghadapi gelombang panas. Terlepas dari biaya partisipasi yang besar, hal ini tentu menjadi efek yang buruk.
Di atas segalanya, desa tenda yang disiapkan di lapangan kosong dengan suhu di atas 30 derajat bukanlah ide yang rasional sama sekali untuk acara Jambore Pramuka Dunia.
Baca Juga: Choi Siwon Panggil Prilly Latuconsina 'Sayang', Keduanya Terlibat Hubungan Spesial?
Pertama-tama, perlu ditunjukkan apakah turnamen harus dijadwalkan pada awal Agustus. Tentu saja, mengadakan acara Jambore di musim panas adalah sebuah tradisi. Namun, masuk akal untuk menghindari kondisi iklim yang sulit ditanggung manusia.
Sudah menjadi informasi umum bahwa suhu saat ini di bulan Agustus akibat pemanasan global merupakan hambatan bagi aktivitas normal manusia di luar ruangan dalam jangka panjang.
Tidak masuk akal bagi pemerintah yang mengeluarkan anjuran untuk menahan diri dari kegiatan di luar ruangan karena gelombang panas, namun menyelenggarakan acara berkemah besar-besaran saat acara Jambore Pramuka Dunia.
Baca Juga: Oppo Reno 10 5G Rilis 8 Agustus 2023 Di Indonesia, ini Harga Dan Spesifikasi nya
Sejak kompetisi pertama Jambore Pramuka Dunia pada tahun 1920, acara Jambore diadakan selama bulan Juli dan Agustus di negara-negara belahan bumi utara.
Sejak turnamen Inggris 2007, keempat turnamen terakhir diadakan pada akhir Juli. Dalam lingkungan pemanasan global saat ini, masuk akal untuk menghindari Agustus di wilayah Korea Selatan.
Bahkan jika dibandingkan dengan Jambore Pramuka Dunia ke-17 yang digelar di Goseong, Gangwon-do Korea Selatan 32 tahun lalu. Saat itu hari pembukaan adalah 8 Agustus, namun iklim saat itu berbeda dengan hari ini.
Baca Juga: Tengah Berbahagia, Valencia Tanoesoedibjo Umumkan Kehamilan Anak Pertamnya dengan Kevin Sanjaya
Pada hari pembukaan Jambore Pramuka Dunia Goseong 1991 suhu rata-rata 23,9°C dan suhu tertinggi 29,8°C. Suhu rata-rata pada hari pembukaan tahun ini adalah 28,8°C, dan suhu tertinggi 34,5°C.
Tampaknya tidak bijaksana untuk bersikeras membuka pada bulan Agustus, meskipun bumi perlahan memanas dalam 20 tahun terakhir.
Artikel Terkait
Para Peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 Sakit Massal, Begini Kondisi Peserta Asal Bogor
Diduga Terjadi Pelecehan Terhadap Wanita di Jambore Pramuka Dunia
Komentar Panitia Penyelenggara Jambore Pramuka Dunia Soal Pelecehan Terhadap Wanita
Pemerintah Korea Selatan Perbaiki Jambore Pramuka Dunia
Alasan Pria Asal Thailand Masuk ke Dalam Kamar Mandi Wanita saat Jambore Pramuka Dunia
Dilanda Panas Ekstrem, Jokowi Diminta Tarik Kontingen Indonesia dari Jambore Dunia di Korsel
Jambore Pramuka Dunia Pindah Lokasi karena Topan Kanun