RBG.ID – KTT BRICS 2024 di Kazan, Rusia, berakhir, Kamis (24/10).
Konferensi itu menghasilkan beberapa deklarasi.
Salah satunya adalah seruan untuk menciptakan sistem pembayaran internasional alternatif yang bisa mencegah penggunaan dolar Amerika Serikat (USD) sebagai alat politik.
Dedolarisasi itu disuarakan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
’’Dolar (USD) digunakan sebagai senjata. Ini adalah kesalahan besar oleh mereka yang melakukannya," kata Putin.
Putin juga mengungkapkan bahwa hampir 95 persen perdagangan antara Rusia dan Tiongkok dilakukan dalam rubel dan yuan.
Baca Juga: Marak Perceraian Artis, Ini Kunci Hubungan Pernikahan Agar Selalu Harmonis Menurut Ilmu Psikologi
Langkah itu merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk dedolarisasi ekonomi dunia.
Meski begitu, langkah tidak menggunakan USD yang diajukan oleh Rusia memunculkan
kekhawatiran di antara beberapa anggota BRICS lainnya.
Baca Juga: Enggan Berikan Alasan, Ari Lasso Umumkan Perceraian dengan Vitta Dessy Usai 25 Tahun Menikah
Khususnya, Brasil dan India. Menurut kedua negara tersebut, inisiatif itu dapat menggeser fokus BRICS menjadi terlalu pro-Tiongkok dan anti-Barat.
Mereka lebih memilih agar organisasi ini tetap mempertahankan peran sebagai platform kerja sama multilateral yang seimbang dan inklusif.
Artikel Terkait
Upayakan Bantuan Bisa Masuk Gaza, Amerika dan Rusia Desak Israel Hentikan Serangan
Bicarakan Soal Pertukaran Sandera Warga Negara Asing, Delegasi Hamas Datang ke Rusia
Cari Penumpang Yahudi dari Israel, Massa Serbu Bandara Dagestan Rusia
Tiongkok Tidak Terima Dianggap Ikut Berperan dalam Perang Rusia Ukraina
Dijuluki Mark Zuckerberg Versi Rusia, Intip Profil Pavel Durov dan Sepak Terjang Karirnya dalam Mendirikan Platform Digital
Bikin Syok, Netizen Curiga Pimpinan Kampus UIPM Cabang Rusia Asal Comot Tidak Jelas Latar Belakang Profilnya
Korea Selatan Menuding Korea Utara Mengirim Pasukan hingga Amunisi ke Rusia Untuk Bantu Memerangi Ukraina