Banyak rajah yang tersimpan di pintu pertama masuk tajug menara tersebut.
Humas Menara Kudus, Denny Nur Hakim menyebutkan, pada Ramadan peziarah sebenarnya tetap mengalir.
Dan, akan terus bertambah begitu memasuki H-15 Idul Fitri. Namun, kebanyakan didominasi warga lokal.
Baca Juga: Panjatkan Doa di Bulan Ramadan Agar Allah Selamatkan dari Api Neraka
Kalaupun ada rombongan luar kota, kemungkinan sebatas dari daerah-daerah sekitar Kudus seperti Jepara atau Demak.
”Masuk Syawal akan mulai ramai kembali,” kata Denny.
Meski demikian, kegiatan selama Ramadan tetap ramai di kompleks Menara Kudus.
Baca Juga: Ingin Tetap Maksimal Ibadah Saat Haid di Bulan Ramadan? Simak, Ini yang Bisa Kamu Lakukan
Titik beratnya pada dakwah. Pada bulan puasa sebelumnya dihelat sepekan sekali, tapi tahun ini full setiap hari.
”Setelah salat Subuh, ada pengajian tafsir Alquran oleh KH Yusrul Hana Sya’roni. Lokasinya di Masjid Al Aqsa,” terangnya.
Setelah itu, seusai salat Asar, ada pengajian kitab Durratun Nasihin oleh KH Muhammad Fathan.
Dilanjutkan buka puasa bersama masyarakat umum.
Baca Juga: Adab dan Keutamaan Membaca Al Quran di Bulan Kelahirannya, Ramadan
”Pada malamnya setelah salat Tarawih, dilanjut darusan umum (pengajian umum, Red). Setiap malam, pengisi pengajian berbeda-beda,” ujarnya. (*/c19/ttg)
Artikel Terkait
Dari Ottoman ke Wali Songo: Menjelajah Peradaban Islam di Indonesian Islamic Art Museum
Masjid Kuno Bayan Beleq menjadi Destinasi Wisata Religi di Lombok
Kemegahan Masjid Istiqlal, Masjid Kemerdekaan menjadi Tempat Ibadah Sekaligus Wisata Religi
Berziarah ke Makam Raden Mas Sahid: Makam Sunan Kalijaga menjadi Destinasi Wisata Religi Demak
Menyambut Magrib di Masjid 99 Kubah, Bervakansi saat Keluar dari Pintu Mana pun
Ada ”Pintu Surga dan Neraka” dengan Latar Perbukitan Hijau di Cicalengka Dreamland
Keindahan Masjid Ramlie Musofa yang Berdiri Megah di Lingkungan Mayoritas Non-Muslim