Menelusuri Dua Gereja Bersejarah di Kota Bogor, Jejak Arsitektur Kolonial yang Masih Berdiri Kokoh

Karena nilai sejarah dan arsitekturnya yang khas, bangunan ini telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Nasional melalui SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.26/PW.007/MPK/2007.

Gereja Katedral Beatae Mariae Virginis: Kemegahan Neo-Gothic di Tengah Kota

Tak jauh dari Zebaoth, berdiri megah Gereja Katedral Beatae Mariae Virginis (BMV) di Jalan Kapten Muslihat No. 22, yang menjadi pusat Keuskupan Bogor.

Gereja ini menampilkan arsitektur neo-gotik khas Eropa abad ke-19, dengan menara tinggi dan jendela lengkung yang elegan.

Baca Juga: Dekat Stasiun dan Kaya Nilai Historis, Masjid Raya Bogor Jadi Primadona Wisata Religi untuk Warga Jabodetabek

Pembangunannya dimulai sejak 1881, ketika AC Claessens, seorang tokoh Katolik asal Belanda, membeli lahan yang kemudian dijadikan tempat misa dan rumah peristirahatan.

Penerusnya, Pastor MYD Claessens, membangun panti asuhan serta gereja megah pada 1896, yang kini dikenal sebagai Katedral Bogor.

Bangunan ini bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan pendidikan, lengkap dengan seminari dan rumah bruderan di kompleksnya.

Di atas pintu masuk gereja, terdapat patung Santa Perawan Maria menggendong anak, sebagai simbol kasih dan perlindungan.

Uniknya, di puncak gereja juga terdapat patung ayam seperti di Gereja Zebaoth, yang menjadi ikon arsitektur khas Eropa masa itu.

Dua gereja bersejarah ini tidak hanya menjadi saksi masa lalu kolonial, tetapi juga bagian dari identitas Kota Bogor yang kaya akan nilai budaya dan spiritualitas.

Keindahan arsitekturnya, sejarah panjangnya, dan keberadaannya di tengah kota menjadikan keduanya destinasi wisata sejarah religi yang patut dikunjungi dan dilestarikan.

Melangkah ke dalam Gereja Zebaoth atau Katedral Bogor bukan sekadar menikmati keindahan bangunan tua, tetapi juga menyusuri jejak perjalanan sejarah, iman, dan arsitektur lintas zaman di jantung Kota Bogor.***