Menggunakan bahan-bahan yang tersedia di rumah, Ai Iip mulai menjual produk tersebut kepada teman-temannya di sekolah. Tanpa modal besar, usaha ini berkembang pesat dengan pengenalan awal dari mulut ke mulut.
Namun, seperti halnya pengusaha pemula lainnya, perjalanan Ai Iip tidaklah mulus. Ia sempat menghadapi penolakan, bahkan mendapat cemoohan dari teman sekelas yang merasa tidak nyaman dengan aroma beledag yang ia jual.
Tak jarang, Ia pun harus menahan rasa kecewa, terutama saat kantin menolak produk yang ia tawarkan.
Namun, Ai Iip tetap bertahan dengan membawa jualannya ke kelas, meskipun sering merasa tertekan dengan komentar negatif.
Baca Juga: Begini Awal Mula Agus Buntung Jadi Tersangka Kasus Rudapaksa, Korban Ceritakan Kronologi Sebenarnya
Tak hanya itu, keadaan keuangan yang sulit juga menjadi ujian berat bagi Ai Iip. Modal yang habis untuk produksi dan pengiriman barang kepada distributor terkadang belum bisa kembali dalam waktu yang lama.
Dengan pembayaran yang tertunda hingga tujuh bulan, ia sempat merasa putus asa.
Bahkan, tak jarang ia harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan bahan baku dengan modal yang semakin menipis.
Namun, dengan pertolongan dari Allah dan usaha yang tak kenal lelah, Ai Iip mampu bertahan.
Pada masa pandemi COVID-19, usaha Ai Iip mengalami lonjakan pesanan yang cukup signifikan.
Dengan produksi yang mencapai 2 hingga 3 ton per hari, ia mampu memperluas usahanya dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.
Lebih dari 50 karyawan kini bekerja di pabriknya, dan tak hanya itu, ia juga membuka peluang bagi ibu-ibu di desa sekitar untuk menjadi pengrajin keripik kaca.
Artikel Terkait
Suami Istri Ini Nekat Resign dan Buka Bisnis Modal Rp1,5 Juta, Ujungnya Berbuah Manis
Dari Kasir hingga Jadi Pemilik Pabrik: Inilah Sosok Siti Khoiriah yang Membangun "Si Umang" Bermodal Rp100 ribu Kini Punya Omzet Miliaran
Berawal dari Garasi Rumah Dengan Modal Rp100 ribu, Pengusaha Kuliner ini Telah Memiliki 46 Outlet Se-Indonesia
Sosok Bambang Sutantio, Mantan Sales Keliling Kini jadi Pemilik Cimory dan Kenzler berharta Rp27 triliun
Kisah Sukses Diremehkan Orang Tua Jualan Gerobak di Pinggir Jalan, Kini Sukses Jadi Juragan Angkringan Raih Omzet Puluhan Juta