RBG.ID – Beberapa bulan terakhir industri kripto sedang lesu. Namun, pelaku industri masih yakin bahwa aktivitas perdagangan aset digital tersebut bakal melambung.
Mereka pun terus mempersiapkan ekosistem lebih matang dan lokal.
Vice President (VP) Marketing Tokocrypto, Adytia Raflein menjelaskan, aset dari teknologi blockhein tersebut merupakan salah satu perdagangan digital dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Menurut dia, masyarakat baru belajar mengenal kripto sejak 2017. Namun, saat ini investornya sudah mencapai Rp 13,2 juta. ’’Bayangkan, pada 2020 investor kripto baru mencapai 4 juta akun,’’ tuturnya saat mengunjungi kantor Jawa Pos di Graha Pena, Surabaya, kemarin (23/6). Pertumbuhan tinggi juga dari volume transaksi. Tahun lalu, total nilainya mencapai Rp 859 triliun. Meningkat 14 kali lipat dibanding 2020 senilai Rp 60 triliun. Sedangkan, Selama kuartal I 2022, sudah mencapai Rp 83,8 triliun. Jika dibandingkan dengan volume tahun lalu, memang masih terlihat kecil. Hal tersebut dikarenakan banyak isu yang membuat kripto secara global menurun. ’’Penurunan bukan hanya di kripto. Namun, ekonomi global memang sedang mengalami krisis ekonomi didorong oleh inflasi tinggi dan krisis lainnya,’’ ujarnya. Dia menyebutkan, transaksi harian selama kuartal pertama 2022 telah mencapai USD 50 juta per hari. Tumbuh dari periode 2020-2021 sebesar USD 40 juta per hari. Sedangkan, memasuki kuartal II ini, volume harian menurun sampai USD 20 juta per hari.
Meskipun demikian, Adytia yakin bahwa kondisi pasar nanti bakal kembali melambung. Hal itu terbukti dalam krisis kripto 2018-2019. ’’Setiap kali anjlok, aset kripto seperti bitcoin berpotensi naik dengan rekor baru,’’ ucapnya.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, platform jual beli aset kripto itu berupaya untuk memperkuat ekosistem. Salah satunya, menyeleksi yang memang mempunyai aset keberlanjutan. Tokocrypto juga berupaya menggenjot literasi mengenai aset digital di Indonesia dengan roadshow ke daerah. Salah satunya masyarakat Jawa Timur.
’’Nyatanya, literasi masyarakat masih belum ideal. Kami sebagai pelaku industri kripto punya beban untuk mencerdaskan masyarakat agar mereka tak terjebak di skema penipuan,’’ papar VP Corporate Communication Tokcrypto Rieka Handayani. (bil/dio)