RBG.ID – Penguatan kurs dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah diyakini akan membawa dampak pada kinerja fiskal RI.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyebutkan, dolar AS yang kini sudah tembus Rp 15.000 per USD akan makin membebani alokasi subsidi energi.
Bahlil menjelaskan, dalam APBN 2022, asumsi harga minyak USD 63–70 per barel. Sementara itu, sejak Januari sampai Agustus 2022, rata-rata harga minyak mencapai USD 103 per barel. Selain itu, asumsi nilai tukar mata uang mencapai Rp 14.500 per USD.
’’Sudah Rp 15.000 lebih kurs atas USD. Maka, subsidi BBM bisa mencapai Rp 635 triliun,’’ ujarnya.
BACA JUGA : Ratu Elizabeth II Mangkat, Charles dan William Mewarisi Harta Bernilai Miliaran Dolar
Produksi minyak hanya mencapai 700.000 barel per hari. Sedangkan konsumsinya 1.500.000 barel per hari.
’’Jadi, kita impor 800.000 barel. Negara kita bukan lagi penghasil minyak,’’ imbuh dia.