ekonomi

Pemerintah Klaim Harga Komoditas Sehatkan APBN

Jumat, 24 Juni 2022 | 11:51 WIB
Sri Mulyani Indrawati

RBG.ID – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali mencatat surplus. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memerinci, per Mei, terjadi surplus APBN sebesar Rp 132,2 triliun. Jumlah itu setara dengan 0,74 persen terhadap PDB.

Ani, sapaannya, menjelaskan, jika dibandingkan Mei 2021, kondisi berbanding terbalik. Sebab, saat itu defisit Rp 219,3 triliun.” Ini pembalikan luar biasa dari kondisi fiskal kita,’’ ujarnya pada konferensi pers APBN Kita.

Surplus terjadi karena pendapatan negara tercatat Rp 1.070,4 triliun lebih besar dibanding belanja negara yang mencapai Rp 938,2 triliun.Dari sisi pendapatan negara tumbuh 47,3 persen YoY. Sementara, belanja turun 0,8 persen YoY.

‘’Dalam APBN 2022 sebetulnya didesain pada akhir tahun akan defisit. Namun, dilihat dari situasi Mei yang masih surplus, kami berharap pada akhir tahun defisitnya tidak akan sebesar Rp 868 triliun, bisa turun cukup signifikan. Ini menggambarkan kesehatan APBN akan kita pulihkan,’’ urai Menkeu.

Penerimaan perpajakan hingga Mei 2022 tercatat senilai Rp 846,1 triliun, terdiri atas penerimaan pajak sebesar Rp 705,8 triliun serta, kepabeanan dan cukai, Rp 140,3 triliun. Adapun dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) realisasinya mencapai Rp 224,1 triliun.

Kinerja penerimaan pajak yang moncer pada Januari-Mei 202 salah satu faktornya adalah kenaikan harga komoditas.‘’Memang didorong oleh kenaikan harga komoditas, tetapi ini tidak semuanya menjelaskan. Kalau kita lihat penerimaan pajak juga dikontribusikan oleh pemulihan ekonomi,’’ imbuh mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Sementara dari sisi belanja, realisasinya senilai Rp 938 triliun. Rinciannya, belanja pemerintah pusat sebesar Rp 653,9 triliun serta, transfer ke daerah dan dana desa, Rp 284,3 triliun.

Halaman:

Tags

Terkini