ekonomi

BPS Sebut Deflasi Beruntun karena Suplai Melimpah, Pelemahan Daya Beli Perlu Dikaji Lebih Lanjut

Selasa, 3 September 2024 | 19:02 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS)

RBG.ID – Untuk kali keempat sepanjang tahun ini, indeks harga konsumen (IHK) kembali mencatat deflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Agustus 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen MtM dan 2,12 persen YoY.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menuturkan, deflasi terutama disebabkan oleh pasokan (supply) yang melimpah.

Baca Juga: Bongkar Pasangan Butuh Perhitungan, Belum Ada Rencana Rombak FajRi

Beberapa analisis menyebut deflasi dipicu pelemahan daya beli masyarakat.

Namun, menurut Pudji, hal itu perlu kajian lebih lanjut.

”Saya tegaskan kembali bahwa fenomena deflasi empat bulan ini lebih ditunjukkan dari sisi supply. Artinya, masih terjadi di sisi penawaran. Jika hal ini kemudian (dipengaruhi) pada pendapatan masyarakat, kita perlu kaji lebih lanjut untuk bisa membuktikan asumsi tersebut,” paparnya pada konferensi pers di Jakarta.

Baca Juga: Adele Umumkan Hiatus Mulai Akhir Tahun Ini

Sejumlah komoditas pangan memasuki musim panen raya.

Kondisi itu membuat kelebihan pasokan yang berkorelasi pada penurunan harga.

Hal itu, kata Pudji, bukan hal baru. Kondisi serupa terjadi pada krisis-krisis yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Jelang Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi 2 Kali Kalah dan 4 Kali Kebobolan di 5 Pertandingan Terakhir

”Pada 1999 setelah krisis finansial Asia, Indonesia mengalami deflasi 7 bulan berturut-turut selama Maret 1999–September 1999. Ini sebagai akibat depresiasi nilai tukar dan penurunan harga beberapa jenis barang,” terang dia.

Periode deflasi lainnya terjadi pada Desember 2008 dan Januari 2009.

Halaman:

Tags

Terkini