RBG.id -- Saudia Group membuat pengumuman besar mengenai pesanan pesawat Airbus, sebuah langkah yang menjadi pukulan telak bagi Boeing.
Pesanan ini terdiri dari 105 pesawat narrowbody, termasuk model A320neo dan A321neo, yang akan didistribusikan antara maskapai penerbangan utama Saudia dan anak perusahaannya yang berbiaya rendah, flyadeal.
Dalam siaran persnya, Saudia Group menyebutkan bahwa ini adalah kesepakatan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan Saudi Airlines Group.
Maskapai ini dimiliki oleh pemerintah negara tersebut, dan ketua maskapainya juga menjabat sebagai menteri transportasi.
Kesepakatan ini menunjukkan bahwa reputasi Boeing semakin memburuk di seluruh dunia, mengingat perusahaan pembuat pesawat ini sebelumnya berhasil mendapatkan pesanan besar dari kerajaan tersebut.
Pada bulan Maret lalu, Arab Saudi mendirikan maskapai nasional kedua, Riyadh Air, yang memesan hingga 72 Boeing 787 Dreamliners.
Boeing juga tampaknya akan memenangkan kesepakatan untuk pesawat narrowbody Riyadh Air.
Sebelum Dubai Air Show pada bulan November lalu, melansir Bloomberg, Riyadh Air sedang mempertimbangkan untuk memesan hingga 100 pesawat Boeing 737 Max. Namun, pesanan tersebut belum juga terwujud.
CEO Riyadh Air, Tony Douglas, menyalahkan liputan media negatif dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Senin.
"Yang terjadi adalah media selama tiga minggu kemudian menghabiskan setiap jam setiap hari menulis cerita negatif tentang penerbangan komersial," katanya.
Douglas menambahkan bahwa dia tidak merujuk pada insiden bulan Januari, di mana sebuah pesawat Alaska Airlines Boeing 737 Max kehilangan penutup pintu di udara.