Tapi, saat ini hanya berkisar di bawah 200 ribu ton.
Dengan kondisi produksi itu, tentu upaya untuk mendorong industri terkait akan terhambat.
Kondisi tersebut membuat pemerintah memutuskan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dikonversi menjadi Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Termasuk di dalamnya kakao, kelapa, dan karet.
’’Jadi, kalau kita lihat, kelapa, karet, kakao, ketinggalan dengan kelapa sawit. Padahal ini kan genrenya sama.Oleh karena itu, BPDP akan kita tugaskan juga untuk revitalisasi kakao, karet, dan juga kelapa. Kelapa di Thailand sudah bibit, pohonnya pendek, sehingga untuk panen lebih mudah. Hampir mirip dengan kelapa sawit, pakai dodos sudah bisa panen," bebernya.
Baca Juga: Meski Rasanya Pahit, Ini 6 Khasiat dari Biji Pepaya untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
Melalui aksesi Indonesia untuk masuk Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), pemerintah akan terus mendorong menuju negara maju.
Dalam perkembangannya, sejumlah tahapan untuk menjadi anggota, kebijakan Indonesia dan OECD sudah sejalan.
Baca Juga: Ragam Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri beserta Jadwalnya, Ramai Gosip Nikahi Laudya Chyntia Bella
Oleh karena itu, dalam tiga tahun ke depan pemerintah akan mengakselerasi dan masuk dalam rencana pembangunan jangka panjang Indonesia 2025–2045. (dee/c17/dio)
Ambang Batas Klasifikasi Gross National Income (GNI) Per Kapita
- Lower income: kurang dari USD 1.135
- Lower-middle income: USD 1.136–4.465
- Upper-middle income: USD 4.466–13.845