Kisah ‘berdarah-darah’ itu dirasakan salah satu alumni SDN Pondok Cina, Djaja Kasawilaga. Pria yang kini berusia 71 tahun itu merasakan bagaimana perjuangan untuk membangun sekolah pertama di Pondok Cina. Dia merupakan salah satu alumni SDN Pondok Cina Tahun 1961-1962.
Pria anak lima ini mengatakan, pada saat itu hanya terdapat tiga kelas. Bangunannya pun hasil dari sayap-sayap gedung tua milik tuan tanah Baer. “Kami dipindahkan saat kelas IV, awalnya SDN Pondok Cina hanya terdapat tiga kelas saja,” ucap pria paruh baya itu.
Seiring berjalannya waktu selama empat tahun, sambil anak-anak belajar sekaligus membantu pembangunan sekolah. Akhirnya sekolah SDN Pondok Cina selesai membangun enam kelas.
Baca juga: Selesai Ujian, Siswa SDN Pondok Cina 1 Depok Diminta Angkat Kaki
“Bangunannya sudah lengkap, tapi belum di plester. Alasnya pun masih ada yang belum dikasih batu bata sisanya masih tanah,” jelasnya, Senin 28 November 2022.
Bukan hanya warga Pondok Cina yang bersekolah disana. Anak-anak yang berasal dari daerah Kukusan, Tanah Baru, dan lainnya juga bersekolah di SD Pondok Cina.
Karena sekolah tersebut merupakan sekolah pertama yang berada di Pondok Cina. Orang tua sangat antusias menyekolahkan anaknya mengingat pendidikan anak penting untuk masa depan.
Setelah bangunan sekolah sudah memenuhi enam kelas, dengan kisaran kurang lebih 200 siswa. Barulah muncul sekolah-sekolah baru, yang sekarang dikenal dengan SDN Pondok Cina 3 dan 5.
