Masih berlanjut, untuk kode 129 lintasan Pangk. Lembah Hijau – Jalan Raya Bogor – PAL – Akses UI – Lt. Agung – Jalan Pertanian – Term. Ps. Minggu ada 93 unit, kemudian kode 28 perlintasan Parung – Pd. Petir – Ciputat ada enam unit, selanjutnya kode 29 lintasan Term. Parung – Pondok Cabe – Term. Ciputat ada 60 unit.
“Untuk kode trayek 37 dengan perlintasan Term. Cibinong – Cisalak – Term. KP. Rambutan sebanyak 256 unit, kemudian kode 41 lintasan Term. Citeureup – Cibinong – Cisalak – Term. KP. Rambutan ada sebanyak 224 unit, selanjutnya kode 61 dengan lintasan Pang. Desa Limo – Cinere – Term. Pasar Minggu ada 241 unit,” lanjut Yunan.
Lanjutnya, untuk angkutan dengan kode trayek 79 dengan lintasan Pangk. Cisalak – Radar Auri – Taman Bunga – Jambore – Pangk. Leuwinanggung ada 35 unit, selanjutnya kode 83 dengan perlintasan Tugu Tanah Baru – Jalan Tanah Baru – Jalan Srengseng Sawah – Jalan Desa Putra – Jalan M. Kahfi – Lt. Agung – Jagakarsa – Jalan Jeruk ada 52 unit.
“Kemudian dengan kode 97 perlintasan Pangk. Cisalak – Cibubur – Pangk. Taman Bunga ada 32 unit, kemudian angkutan dengan kode M.03 dengan perlintasan Term. Depok – Jl. Nusantara Raya – Jl. Dewi Sartika – Jl. Margonda Raya – UI – Lt. Agung – Term. Pasar Minggu ada 21 unit,” lebih lanjut.
Kemudian, dengan Kode trayek M.04 dengan perlintasan Depok Timur – Jl. Tole Iskandar – Jl. Siliwangi – Term. Depok – Jl. Margonda Raya – UI – Lt. Agung – Term. Pasar Minggu ada 98 unit, dan untuk kode trayek P.01 perlintasan Depok (Cisalak) – Kabupaten Bogor (Cileungsi) hanya lima unit.
“Dalam angkutan lintas batas yang ditotalkan dari segi badan hukum yang sudah sesuai untuk beroperasi sebanyak 1940 unit, dan adapun angkutan lintas batas yang tidak berbadan hukum dengan total sebanyak 3214 unit.
Yunan mengatakan, jika terdapat angkutan dalam Kota Depok maupun lintas batas yang melebihi volume dari badan hukum yang sesuai, kemungkinan terjadi karena angkutan yang sudah tidak layak dipaksa untuk beroperasi.