Perdinan juga menuturkan bahwa aktivitas manusia saat ini menjadi critical point yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara global, dimana seharusnya manusia harus melakukan aktivitas-aktivitas pemberdayaan ekonomi yang berimbang dengan memikirkan kelestarian alam.
“Perubahan iklim di Indonesia telah memberikan dampak pada berbagai bidang seperti terganggunya proses produksi padi, banjir di berbagai daerah, timbulnya berbagai macam gangguan kesehatan yang mana mengarahkan pada kerugian hingga ribuan triliun rupiah,” tuturnya.
Selain itu lanjutnya, menuturkan tenaga kesehatan masyarakat saat ini harus mampu menemukan solusi perubahan iklim dengan mengadaptasi tindakan pencegahan dan penanggulangan timbulnya penyakit dimasyarakat dengan mangaitkan faktor keadaan cuaca, suhu, dsb di lokasi tertentu.
“Aksi perubahan iklim saat ini harus berorientasi pada SDGs 13th yaitu respons terhadap dampak dimana terbagi atas dua aspek. Yaitu mitigasi dan adaptasi dengan target utama memperbaiki pendidikan, penyadaran, dan juga kapasitas baik manusia maupun institusi terhadap mitigasi perubahan iklim, adaptasi, pengurangan dampak, dan peringatan dini,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Pusat Pengurangan Risiko Bencana, Universitas Indonesia, Prof. Dra Fatma Lestari, M. Si., Ph.D menyampaikan materi dengan judul “Optimalisasi Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Risiko dan Mitigasi Bencana di Indonesia”.
“Perubahan iklim saat ini memberikan dampak kepada lingkungan, manusia, kerugian harta benda, hingga gangguan kesehatan secara langsung dan tidak langsung dimana 80 persen bencana di Indonesia akibat dampak perubahan iklim didominasi oleh banjir (39 persen),” terangnya.
Kemudian, bencana akibat perubahan iklim secara spesifik pada aspek kesehatan masyarakat menyebabkan banyak anak mengalami kekurangan gizi, lebih dari 150 juta orang berpotensi terkena malaria, 10 juta anak mengalami stunting, hingga menyebabkan membengkaknya biaya untuk berobat kesehatan.
“Saat ini seluruh stakehoders jangan hanya terfokus pada bencana yang disebabkan oleh alam, tetapi juga bencana-bencana ulah aktivitas manusia seperti bencana industri yang tidak kalah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang luar biasa,” tegasnya.