RBG.ID-BOGOR, Pemerintah Kota Bogor terus berkomitmen mempercepat reduksi angka stunting. Salah satunya bekerja sama dengan Warga Upadaya dan Child Fund Internasional lewat program Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi mengatakan, program Batagor sudah berlangsung sejak 2020. Di pase I tahun 2021, Batagor dilaksanakan di dua kelurahan, yakni Pasirkuda dan Pasirjaya.
Sementara di pase II, jumlah kelurahan bertambah 2 kali lipat menjadi 4 kelurahan, yakni Pamoyanan, Mulyaharja, Rangga Mekar, dan Babakan.
Baca Juga: Pernikahan di Bawah Umur jadi Penyebab Tingginya Angka Stunting di Kota Bogor
Rudy menuturkan, program Batagor berisi tentang pembinaan dan pemberian edukasi kepada peserta potensial, terutama ibu memiliki anak di bawah dua tahun tak terkecuali yang berisiko stunting. Para ibu diajarkan terkait dengan pola pengasuhan, pangan gizi dan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).
Pendekatan-pendekatan penanganan stunting terdiri dari dua. Pertama pendekatan spesifik yang terkait dengan kesehatan intervensinya 30 persen. Kedua, pendekatan sensitif yang terkait dengan lingkungan dan infrastruktur, intervensinya sebesar 70 persen.
"Dua pendekatan ini kami coba kolaborasikan menjadi satu bagian utuh. Di wilayah yang dilakukan pembinaan kepada para ibu dan mereka sekarang sudah tereduksi. Kami harap manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka waktu panjang, berupa perubahan perilaku, perubahan mindset dan perubahan pola asuh," harapnya.
Baca Juga: Tidak Terima Hijabnya Dikritik, Gita Savitri Bawa Stunting
Direktur Program & Sponsorship ChildFund di Indonesia, Aloysius Suratin mengatakan, tahap pertama pelaksanaan Batagor pembelajaran yang diberikan soal mengatasi stunting. Sementara tahap kedua pembelajaran yang diharapkan percepatan reduksi stunting.
Dia berharap Kota Bogor bisa menginspirasi wilayah-wilayah lain di Indonesia dalam pengentasan masalah stunting.
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengapresiasi dan berterima kasih atas digelarnya program Batagor. Sebab, masalah stunting perlu diselesaikan dengan melibatkan seluruh pihak, sesuai intruksi Presiden Joko Widodo.
"Dulu stunting hanya menjadi urusan Dinas Kesehatan, Camat, dan Lurah saja. Sekarang semua aparat ditugaskan berjuang melawan stunting, seperti saat pandemi Covid-19. Akan tetapi saya tekankan semua yang turun mesti paham dengan peran dan tugasnya," terang Bima.
Pemkot Bogor bakal menerapkan intervensi spesifik yakni aspek yang berkaitan langsung dengan gizi. Anak di usia 0-24 bulan disebutnya menjadi sasaran penting. Sebab di usia 1000 hari pertamalah kehidupan seorang anak mesti diperhatikan dengan pengkuran rutin di posyandu.
Selain itu, Pemkot Bogor juga akan menggencarkan intervensi sensitif yakni aspek yang tidak berkaitan secara langsung. Bima memerintahkan jajarannya seperti Dinas PUPR, Disperumkim, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk memastikan ketersediaan air yang cukup, sanitas lingkungan, dan tidak adanya lagi rumah tidak layak huni (RTLH) di masyarakat.
Artikel Terkait
Tahun 2023, Bupati Sukabumi Prioritaskan Penanganan Stunting
Gubernur DKI Jakarta bersama Menkes Sepakat Turunkan Angka Stunting Sebesar 5%
Cegah Stunting pada Anak, Heru Budi Hartono Imbau Ibu Hamil Jangan Malas Cek Kandungan
Pernikahan di Bawah Umur jadi Penyebab Tingginya Angka Stunting di Kota Bogor
BKKBN Ungkap Bidan Garda Terdepan Cegah Stunting