RBG.ID-CIBINONG, Setidaknya tercatat ada 10 pabrik bakal hengkang dari Kabupaten Bogor. Hengkangnya 10 pabrik ini jelas bakal berimbas kepada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Pabrik-pabrik ini rencananya pindah ke Jawa Tengah, karena dinilai beban upah karyawan lebih rendah ketimbang Kabupaten Bogor.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Muad Khalim mengatakan, banyaknya perusahaan yang memilih pindah ke Jawa Tengah menjadi permasalahan baru.
Baca Juga: 10 Pabrik Bakal Hengkang dari Kabupaten Bogor, Apindo Beberkan Permasalahannya
Menurutnya, tidak ada jalan lain dalam menghadapi semakin minimnya lapangan pekerjaan serta tingginya angka pengangguran selain mendorong pengembangan UMKM.
"UMKM ini seharusnya didorong besar, bagaimana UMKM mampu mengatasi pengangguran, saya harap teman-teman di komisi II dapat melihat itu," ujar Muad Khalim di Cibinong kepada Radar Bogor, Jumat (10/2/2023).
Dia mengatakan, ada beberapa faktor kenapa perusahaan memilih pindah dari Kabupaten Bogor. Salah satunya memang tingginya besaran Upah Minimum Kabupaten (MK).
"UMK di Kabupaten Bogor 4,520 juta, di Jawa Tengah baru 1,990 juta, salah satu contoh ada perusahaan di Cileungsi karyawannya ada 5 ribu, kalau selisihnya 2,5 juta, satu bulan perusahaan bisa hemat 12,5 miliar. Makanya dia pindah ke Jawa Tengah," ungkapnya.
Baca Juga: Tak Mampu Bayar Gaji Karyawan, 10 Pabrik di Kabupaten Bogor Bakal Pindah Ke Jateng
Politisi PDI Perjuangan itu juga melihat pembangunan infrastruktur yang merata di masa kepemimpinan Joko Widodo, membuat daerah lain di Pulau Jawa menjadi opsi tujuan perusahaan berinvestasi.
"Ini yang jadi masalah, makanya kita harus siap-siap dengan perpindahan itu, kita harus siap mengalokasikan anggaran untuk UMKM, bagaimana tenaga kerja kita menjadi UMKM yang mandiri," jelas Muad.
Meski bagus, namun dia menulai mendatangkan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan di Kabupaten Bogor bukanlah solusi.
Apalagi perusahaan kini berhitung apakah berusaha di Kabupaten Bogor akan mendatangkan keuntungan atau malah rugi akibat cost produksi yang besar.
"Satu-satunya cara UMKM ke depan harus digenjot, jangan pernah berfikir bekerja di perusahaan, maka tidak akan pernah mandiri, saya tidak suka ketergantungan dengan bekerja di perusahaan, umumnya jadi pengusaha mandiri, UMK makanya harus digalakan," tandasnya.(cok)
Artikel Terkait
Airlangga Hartarto Sebut Indonesia Bakal Punya Pabrik Tembaga Terbesar di Dunia
Pabrik Garmen Di Jabodetabek Ramai-Ramai Dijual, Intip Lokasi dan Harganya Disini
Tak Mampu Bayar Gaji Karyawan, 10 Pabrik di Kabupaten Bogor Bakal Pindah Ke Jateng
10 Pabrik Bakal Hengkang dari Kabupaten Bogor, Apindo Beberkan Permasalahannya
Resmikan Pabrik Pupuk NPK PT. PIM di Aceh, Jokowi Harap Bisa Bantu Tingkatkan Suplai