Fenomena “Bapak Aing” menjadi refleksi sosial dan politik atas harapan masyarakat terhadap figur pemimpin ideal: hadir di tengah rakyat, mampu mendengar, dan memberikan solusi nyata.
Di tengah krisis kepercayaan terhadap banyak pemimpin, citra yang dibangun KDM menjadi angin segar dan simbol kepemimpinan yang membumi.
Julukan tersebut kini bukan hanya milik warga Purwakarta, tetapi telah menjangkau audiens nasional.
Banyak netizen dari berbagai daerah mengaku terinspirasi oleh gaya kepemimpinan KDM dan menyuarakan harapan agar lebih banyak pemimpin seperti dirinya.***