"Sudah dalam penanganan @BidhumasKalbar serta @PBPGRI_OFFICIAL juga sudah melakukan upaya hukum ke Polda Kalbar dengan Nomor: STTP/126/11/2025/Ditreskrimsus," tulis akun resmi Polda Kalbar dalam respons terhadap unggahan Twitter @dhemit_is_back.
Dengan laporan ini, Riezky Kabah kini menghadapi konsekuensi hukum atas pernyataannya yang dianggap mencemarkan nama baik profesi guru.
Mengaku Jadi Korban Perundungan
Setelah mengetahui dirinya telah dilaporkan ke polisi, Riezky akhirnya mengunggah video klarifikasi.
Dalam pernyataannya, ia mengaku bahwa pernyataannya tentang guru dipicu oleh pengalaman pahit yang pernah ia alami selama sekolah.
Riezky mengklaim bahwa ia menjadi korban perundungan karena penampilannya yang dianggap kemayu.
Ia juga menyebut bahwa pernah mendapat perlakuan tidak adil dari beberapa guru di sekolahnya.
"Faktor saya putus sekolah dikarenakan lingkungan di sekolah saya dulu sangat over gara-gara kemayu. Saya bahkan mendapatkan penyiksaan dari guru di sekolah, sehingga akhirnya saya memutuskan untuk pindah," ungkapnya dalam klarifikasi tersebut.
Ia menambahkan bahwa setelah berpindah sekolah pada tahun 2019, ia sempat merasa aman.
Namun, pada tahun 2022, ia kembali mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari guru.
Meski demikian, karena sudah berada di kelas 3, ia memilih untuk menahan diri dan tetap menyelesaikan pendidikan hingga lulus.
Namun, klarifikasi tersebut tidak meredakan amarah warganet. Banyak yang menilai bahwa pengalaman buruk dengan segelintir guru tidak bisa dijadikan alasan untuk menggeneralisasi dan mencoreng profesi pendidik secara keseluruhan.***