RBG.id - Polda Sumatera Barat akhirnya mengungkap motif di balik kasus penembakan rekan sesama polisi yang dilakukan oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar terhadap Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshar.
Insiden tragis yang terjadi pada Jumat, 22 November 2024, ini diduga kuat dipicu oleh ketidaksenangan pelaku terhadap langkah penegakan hukum yang dilakukan korban.
Dirreskrimum Polda Sumbar, Kombes Pol Andri Kurniawan, menjelaskan bahwa AKP Dadang merasa tidak senang atas tindakan hukum yang dilakukan AKP Ryanto terhadap seorang rekan yang diduga terlibat dalam aktivitas tambang ilegal.
Baca Juga: Pentingnya Sistem Air Radiator untuk Kesehatan Mesin Kendaraan, Ini Tips Perawatan Biar Lebih Awet
"Berdasarkan pemeriksaan, motif tersangka adalah rasa tidak senang karena korban menindak tegas rekanan pelaku dalam kasus tambang ilegal. Hal ini memicu tersangka untuk melakukan tindakan fatal," ujar Kombes Andri Kurniawan dalam keterangannya, Sabtu (23/11), dikutip RBG.id dari YouTube Kompas TV.
Namun, Andri menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami keterkaitan antara pelaku, korban, dan dugaan pengusaha tambang ilegal yang menjadi titik awal konflik.
AKP Dadang kini telah resmi ditetapkan sebagai tersangka atas pembunuhan terhadap AKP Ryanto. Ia dijerat dengan pasal berlapis yang mengacu pada pembunuhan berencana.
Baca Juga: Berapa Hari Libur Pilkada Serentak 27 November 2024? Cek Infonya di Sini
Polisi menjamin proses hukum terhadap tersangka dilakukan secara transparan dan profesional.
Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono, menegaskan bahwa kasus ini mencoreng institusi kepolisian, sehingga harus diselesaikan dengan tegas.
Insiden penembakan ini terjadi di area parkir Mapolres Solok Selatan. Berdasarkan kronologi, AKP Dadang diduga sudah merencanakan aksinya setelah korban menangkap pelaku tambang ilegal.
Baca Juga: Pemilih Pemula Wajib Tahu! Begini Tata Cara dan Syarat Nyoblos Pilkada 2024
Saat korban berada di Polres untuk melakukan pemeriksaan terhadap tersangka tambang ilegal, pelaku melepaskan tembakan yang mengenai pelipis kanan dan pipi korban.
Kasus ini mendapat sorotan luas dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan dinamika internal di tubuh Polres Solok Selatan, terutama terkait potensi konflik kepentingan dalam penanganan kasus tambang ilegal.