Namun bagi kendaraan yang hendak menuju Jalan tidak bisa langsung Jendaral Sudirman akan diarahkan terlebih dahulu ke kiri.
“Dari Tugu Kujang boleh ke Jalan Harupat, tetapi tidak boleh ke Jalan Sudirman,” imbuh Bima Arya.
Kendaraan yang dari Jalak Harupat diarahkan ke Jalan Juanda, namun bisa memutar melalui Jalan Kapten Muslihat bagi yang hendak menuju ke Jalan Jendral Sudirman.
Kemudian juga kendaraan yang menuju Empang harus terlebih dahulu memutar ke Jalan Otista, sebelum jembatan yang saat ini dibongkar belok ke arah Jalan Roda dan bisa berputar ke arah Jalan Suryakencana untuk selanjutnya menuju BTM dan Empang.
“Dari arah Balaikota Bogor juga nanti akan belok kiri jadi tidak bisa crossing ke Jalan Harupat tetapi langsung ke Jalan Sudirman,” papar dia.
“Pada intinya, skenario dua arah akan banyak menekankan perputaran menekuk ke kiri. Secara detail, konsep baru ini akan kita sebarkan mulai Selama malam, agar warga bisa memahami dan menyesuaikan,” ucap dia.
Meski begitu, konsep ini juga akan terus dievaluasi terkait pelaksanaannya. Bima memastikan rekayasa lalu lintas harus mempertimbangkan waktu tempuh dan mengurangi dampak ekonomi. “Dan untuk menggerakkan kembali roda ekonomi dan lain-lain,” lanjut dia.
Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, menambahkan bahwa pihaknya akan menyiagakan petugas yang berjaga selama 24 jam di Jalur SSA. Pada pukul 06.30 WIB sampai 14.00 WIB akan mengerahkan sebanyak 40 personel.(ded)
Artikel Terkait
Hari Ketiga Rekayasa Lalin Imbas Penutupan Jembatan Otista, Kemacetan Parah Masih Terjadi di Kota Bogor
Pembongkaran Total Jembatan Otista Bukan untuk Memperlebar Kiri-Kanan Jalan, Ini Alasannya
Sejarah Jembatan Otista Pertama Kali Dibangun 1920 dan Diperlebar Tahun 1970
SSA Harus Dihapus Demi Mengurai Kemacetan Akibat Penutupan Jembatan Otista Kota Bogor
Dampak Penutupan Jembatan Otista, Jam Masuk Sekolah Pukul 08.00 WIB Diperpanjang Hingga 16 Mei