RBG.ID - Maraknya aksi tawuran antar pelajar akhir-akhir ini sering terjadi lagi di Kabupaten dan Kota Bogor, menjadi perhatian serius Markas Pejuang Bogor (MPB).
Ketua MPB, Atiek Yulis Setyowati menegaskan, masalah tersebut sudah berada pada tingkat meresahkan dan mengkhawatirkan para orangtua dan masyarakat.
“Kasus ini harus lebih serius ditangani banyak pihak, bukan hanya kepolisian saja tapi juga sekolah dan peran penting perhatian orangtua,” ungkap Atiek.
BACA JUGA : Baca Juga: Inilah Daftar Kekayaan Pejabat Pemkot Bogor, Sekda jadi Terkaya, Kadis Koperasi UMKM Termiskin
Lebih lanjut ia mengatakan, Polisi harus memberikan hukuman agar ada efek jera terutama jika sampai ada korban tewas.
Saat pertama penerimaan siswa masuk sekolah, kata Atiek, harus diadakan pertemuan dengan orangtua yang membahas khusus antisipasi agar tidak terbawa arus tawuran.
Menurut dia, pihak sekolah dengan orangtua harus ada komunikasi rutin setiap hari jika pagi saat masuk kelas ada pemberitahuan dari sekolah kepada orangtua bahwa siswanya sudah sampai dan kondisi baik-baik saja, begitupun sebaliknya saat pulang dan telah tiba rumah maka orangtuanya memberitahukan ke pihak sekolah bahwa anaknya sudah di rumah dengan selamat.
Baca Juga: Soal Kekayaan Rp 67,9 Miliar, Sekda Kota Bogor Syarifah: Ibu Lagi Cuti Jumat Besok Baru Masuk
“Saat berangkat sekolah orangtuanya harus selalu berpesan kepada anaknya agar tidak tawuran dan sampaikan bahwa orangtua sayang anaknya,” ungkap Atiek.
Saat di sekolah, semua gurunya setiap pelajaran diselipi nasehat agar menjauhkan diri dari tawuran, apa dampak tawuran dan masa depannya akan sulit mencari pekerjaan karena berhubungan dengan persyaratan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) atau Police Certificate.
Atiek menegaskan, perlunya rutin diadakan sholar duha berjamaah, ngaji pagi dan ceramah untuk mengingatkan agar tidak melakukan tawuran dan diingatkan.
Baca Juga: Harta Sekda Kota Bogor Rp 67,9 Miliar, Kopel Tegaskan Harusnya Ada Pemeriksaan
Termasuk, susahnya orangtua mencari uang untuk sekolah mereka agar menjadi anak yang sukses dan berkelakuan baik.
Atiek menambahkan, peran KPAD (Komisi Perlindungan Anak Daerah) dan Dinas Perlindungan Anak juga perlu digalakkan dengan sering berkunjung ke sekolah-sekolah, program bicara dari hati ke hati agar masuk ke jiwa mereka.
Artikel Terkait
Bukannya Belajar, Puluhan Siswa asal Tangsel Malah Bawa Celurit dan Samurai Buat Tawuran di Parung Panjang
Polisi Gagalkan 8 Remaja yang Niat Tawuran Bawa Samurai dan Celurit
Tawuran di Puncak, Puluhan Pelajar dari Kota Bogor Ditahan
Tawuran Pelajar di Bogor Kian Sadis, Satu Siswa SMK Tewas Dibacok di Leher
Geram Siswa Tewas Dibacok, Bima Arya Usulkan Sekolah yang Siswanya Terlibat Tawuran Dilarang PPDB