Sementara, Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan PBNU mencatat jumlah korban mencapai 143 orang.
Cerita tentang ninja ini semakin memperparah ketakutan masyarakat. Seorang tokoh Banyuwangi, M. Ridwan, mengisahkan pengalaman pribadinya. Suatu malam, ia mendengar suara langkah kaki di atap rumahnya.
Ketika diperiksa, tidak ada apa-apa. Tak lama kemudian, ia melihat sosok di atas pohon kelapa di sekitar rumahnya.
"Pokoknya mencekam sekali," ungkapnya.
Bupati Banyuwangi kala itu, Purnomo Sigit, mengeluarkan radiogram yang menyerukan pendataan dan pengamanan terhadap para kiai dan guru ngaji.
Namun, langkah ini justru diduga menjadi petunjuk bagi para ninja untuk menentukan target mereka.
Jumlah korban terus bertambah setiap hari, bahkan mencapai sembilan orang dalam satu malam.
Radiogram tersebut memicu protes keras dari masyarakat, yang mendesak Bupati Purnomo untuk mundur karena dianggap gagal melindungi warganya.
Baca Juga: Cranberry: Rahasia Superfood yang Bisa Cegah Infeksi Saluran Kemih dan Jaga Kesehatan Jantung
Khawatir akan keselamatan kiai dan santri, sejumlah pesantren mengambil tindakan.
Mereka melatih para santri dengan ilmu bela diri (kanuragan) dan membekali mereka dengan bambu kuning yang telah diberi doa sebagai alat perlindungan.
Selain itu, perlawanan batin juga dilakukan melalui doa-doa yang dibacakan selepas salat magrib dan subuh.
Meski tragedi ini tidak terulang, memori kelamnya masih membekas hingga sekarang, terutama bagi keluarga korban yang kehilangan ayah, suami, atau orang-orang tercinta.
Hingga saat ini, kasus ini masih menyisakan pertanyaan besar tanpa jawaban, siapa sebenarnya para ninja itu, apa motif mereka, dan siapa yang menjadi dalang di balik tragedi berdarah ini?***
Artikel Terkait
Ngeri Detik-detik Penemuan Jasad Seorang Pelajar Dalam Rumah di Ciomas Bogor, Diduga Jadi Korban Pembunuhan
Identitas Terduga Pelaku Pembunuhan Siswa SMK di Ciomas Terungkap, Kini Diburu Polisi
Polisi Amankan Terduga Pelaku Pembunuhan Pelajar di Ciomas Bogor, Motif Masih Terus Digali
Ini Tampang Terduga Pelaku Pembunuhan Pelajar SMK di Ciomas, Diamankan Saat Ingin Kabur
Tak Langsung Dipenjara, Remaja 14 Tahun Tersangka Pembunuhan Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dititipkan di Rumah Aman
Remaja 14 Tahun Pelaku Pembunuhan Keluarga di Lebak Bulus Akhirnya Buka Suara: Belajar Itu Kebiasaan