Di tahun 2007, omzet warung soto ini sudah mencapai Rp20 juta per bulan.
Usai tak lagi jadi karyawan, Slamet mulai membangun website dan kanal online untuk mengembangkan usahanya.
Hasilnya, pendapatan terus meningkat seiring dengan fokus yang diberikan pada usahanya ini.
Ekspansi besar-besaran dimulai ketika seorang teman kerja Slamet yang terkena PHK meminta untuk membuka cabang usaha soto yang sama di Purworejo.
Baca Juga: Catatan Head to Head Bayern Munchen vs PSG Jelang Liga Champion 2024/2025: Siapa Lebih Superior?
Selain itu, seorang guru yang hendak pensiun juga bergabung dan membuka cabang ketiga.
Usaha soto Semarang ini akhirnya semakin berkembang pesat setelah tahun 2009, ketika Slamet berhasil memiliki tempat usaha sendiri yang lebih memadai.
Dengan konsep kemitraan yang sederhana dan terjangkau, Slamet kini mampu membuka lebih dari 100 cabang.
Baca Juga: Pilkada 2024 Semakin Dekat, PPK Kelurahan Mekarwangi Bogor Matangkan Persiapan Logistik Pemilu
Konsepnya, mitra hanya perlu membeli bumbu inti, lalu Slamet dan istrinya akan mengajari cara memasak dan menyajikan soto.
Dengan menerima nasihat ibunya, kini kehidupan Slamet berubah drastis menjadi lebih baik.***
Artikel Terkait
Sempat Jadi Kru Acara Masak, Kini Yanuar Sukses Bangun Pabrik Dimsum Bandung hingga Punya Omzet Miliaran Rupiah
Dulu Adu Nasib Jadi Pengemudi Ojol, Kini Immanuel Ebenezer Gerungan Sukses Duduk di Kursi Wamen Ketenagakerjaan
Pernah Jadi Pemulung, Inilah Kisah Pengusaha Sukses Hardianto Pemilik Jasa Interior Mobil Langganan Artis
Kisah Agus Pembudidaya Lobster Hias: Berhenti Jadi karyawan, Kini Sukses Miliki Puluhan Kolam dengan Modal Awal Rp6 Jutaan
Jatuh Bangun Hidup Sanawi Tukang Es Krim Keliling Cuma Lulusan SD, Kini Jadi Pengusaha Sukses dengan Omzet Miliaran