RBG.ID, CIANJUR - Tanda merah pada lampu perempatan Tugu Pramuka menjadi sinyal bagi Uta (54) warga Desa Jati Kecamatan Ciranjang.
Pasalnya, sudah dua bulan lamanya berprofesi sebagai penghibur jalanan atau badut. Di sela-sela kendaraan yang berhenti, ia mulai berjoget dan melambaikan tangan kepada pengendara yang memperhatikannya.
Setelah selesai, dirinya menyodorkan kaleng sebagai tempat untuk pundi-pundi rupiah yang diberikan pengendara yang merasa iba atau sedikit terhibur dengan aksinya tersebut.
BACA JUGA: Ganggu Pacar Orang, Remaja 17 Tahun di Rumpin Babakbelur Dianiaya
Panas terik menjadi teman perjuangan mencari rezeki. Aspal hitam pekat sudah tidak dirasakannya. Selama menghibur pengemudi yang berhenti di lampu merah Tugu Pramuka, dirinya tidak menggunakan alas kaki. Namun hal tersebut tetap dilakukan untuk mencari nafkah.
Bukan nominal besar yang didapat, hanya recehan uang dari rasa ikhlas yang diberikan setiap pengemudi berhenti di lampu merah. Berharap lebih memang terkadang ada dalam benaknya.
Seribu, dua ribu hingga lima ribu sesekali diterimanya. Meski tidak sering. Keadaan memaksanya untuk berjuang bertahan hidup dalam keterbatasan. Sebagai kepala keluarga dengan dua anak, dirinya berjibaku dengan kerasnya hidup.