Lanjut Sri, juga meningkatkan upaya respon cepat pengendalian penyakit hewan menular dengan melakukan tindakan isolasi hewan sakit, vaksinasi, pengobatan hewan sakit, pemberantasan vector, penguburan atau pembakaran hewan bangkai serta pembersihan dan desinfeksi SOP Early Response.
"Petugas Dinas Peternakan juga meningkatkan suveilans, ivestigasi, pengambilan sample dan pengujian untuk mengidentifikasi sumber penularan, faktor risiko, gambaran epidemologi penyakit dan penyebab kematian hewan ternak di wilayah kerjanya," paparnya.
Ia mengimbau kepada seluruh petugasnya agar segera merespon dan melaporkan kejadian kasus hewan ternak sakit dan mati di lapangan dan menginstruksikan kepada peternak untuk melaporkan hewan ternak sakit dan mati kepada petugasnya.
Tidak hanya itu, mereka juga kini tengah meningkatkan penyuluhan atau sosialisasi berupa kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat di setiap desa-desa. Hal itu dengan prinsip membangun kepercayaan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap ancaman dan potensi bahaya penyakit hewan menular. Ini dilakukan agar disampaikan dengan prinsip kehati-hatian, jelas, tepat dan bertanggung jawab oleh pejabat berwenang.
"Saat ini juga, petugas Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi sedang bekerjasama dengan Polsek Sukalarang untuk melakukan chek poin di wilayah perbatasan Kabupaten Sukabumi dengan Cianjur. Jika ditemukan lalu lintas hewan ternak. Khususnya hewan sapi masuk ke Sukabumi. Maka, petugas ini dengan terpaksa akan meminta kepada mereka untuk memutar balikan kendaraanya untuk tidak masuk ke Sukabumi," pungkasnya. (Den)
Sumber : Radar Sukabumi
Reporter : Dendi