Minggu, 21 Desember 2025

Tak Membahas Capres dan Cawapres, Pertemuan Airlangga dengan SBY Hanya Membicarakan Soal Pemilu Damai

- Minggu, 30 April 2023 | 09:51 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto usai bertemu dengan SBY dan jajaran DPP Partai Demokrat di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4) malam.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto usai bertemu dengan SBY dan jajaran DPP Partai Demokrat di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4) malam.

RBG.ID-JAKARTA, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sabtu (29/4/2023) malam.

Pertemuan petinggi Golkar dan Demokrat itu membahas soal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Namun, belum ada kesepakatan soal dukungan untuk calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres). Kedua petinggi Golkar dan Demokrat hanya membahas soal Pemilu damai.

Baca Juga: Golkar-PAN Sebut Dukungan PPP untuk Ganjar Pranowo Baru Usulan, PDIP Bentuk Tim Koordinator Relawan Pemenangan

Pasalnya, Pemilu kerap meninggalkan gesekan dan luka mendalam bagi para pendukung pasangan calon capres-cawapres, meskipun pesta demokrasi rampung digelar.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, partainya dengan Partai Demokrat (PD) sepakat bahwa konsep Pemilihan Umum (Pemilu) bukan the winner take it all atau yang menang mengambil segalanya.

"Ke depan, Partai Golkar dan Demokrat sepakat bahwa Pemilu itu bukan the winner take it all, tapi kami ingin Indonesia raya," kata Airlangga usai pertemuan pimpinan Partai Demokrat dan Partai Golkar di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/4/2023) malam.

Baca Juga: 4 Hari Diduga Terjepit di lift Bandara Kualanamu, Perempuan 30 Tahun Ini Ditemukan Meninggal Dunia

Menurut Airlangga, konsep the winner take it all merupakan budaya kebaratan yang diterapkan oleh Amerika Serikat dan tidak sesuai Pancasila.

"Kita bukan seperti di Amerika, demokrasi yang ke barat-baratan itu demokrasi yang the winner take itu all, sedangkan kita demokrasi pancasila. Jadi siapapun yang menang, mari kita bersama-sama membangun negeri," ujarnya.

Airlangga mengaku ingin terwujudnya "pesta politik" yang bahagia di Indonesia, dengan tidak saling memecah-belah satu sama lain.

"Karena yang paling kita khawatirkan kalau bangsa ini terbelah dengan politik identitas, kalau di ekonomi ada istilah namanya scare, ada luka yang mendalam. Demikian juga politik, ada luka yang mendalam dan tidak dalam waktu dekat sembuh, nah ini yang ingin kita tinggalkan," tuturnya.

Baca Juga: Hanya Dibuka di 2 Lokasi, Berikut Lokasi dan Syarat Pelayanan SIM Keliling Wilayah DKI Jakarta, 30 April 2023

Ia mengingatkan bahwa Golkar dengan Partai Demokrat sepakat bahwa sebelum dan setelah pemilu, tetap bersama membangun negeri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X