RBG.id - Buat sobat RBG yang ngebet pengen tampil retro elegan tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam, motor listrik Uwinfly T3 bisa jadi godaan berat.
Desainnya sekilas mirip Vespa matic, bodinya padat, dan harganya yang cuma belasan juta, bikin banyak orang langsung jatuh hati.
Tapi tunggu dulu, di balik tampilan Eropa banget, ternyata motor ini punya dua wajah: irit dan keren, tapi... lemot dan gampang ngos-ngosan di tanjakan!
Seorang penguji asal Blitar nekat ngetes habis-habisan si Vespa KW ini lewat jalur ekstrem menuju Malang.
Baca Juga: Motor Listrik Rp24 Jutaan Ini Punya Fitur Kiamat buat Maling, Mesin Bisa Dimatikan Via HP!
Rute penuh tanjakan dan turunan panjang yang dikenal bikin motor bensin pun megap-megap. Tujuannya sederhana: seberapa jauh Uwinfly T3 bisa bertahan sebelum drop total?
Hasilnya bikin banyak rider angkat alis. Motor ini memang kuat menanjak, tapi cuma sejauh 50 kilometer sebelum baterainya minta ampun. Sisanya? Ya siap-siap dorong, sob!
Naik Turun Gunung, Baterai Langsung Nyerah Total!
Uwinfly T3 yang dites ini memakai motor 800 Watt dengan empat baterai 12 Volt di bawah jok.
Saat perjalanan dimulai, indikator baterai masih full, rider percaya diri, dan gas pun dipelintir santai. Tapi drama mulai terasa begitu motor masuk jalur curam.
Tanjakan demi tanjakan bikin voltase baterai langsung jeblok.
“Baru 47 kilometer udah ngedrop banget, voltase tinggal 54 Volt!” ungkap penguji sambil menunjuk indikator yang mulai meraung.
Begitu sisa daya tinggal dua bar, kecepatan motor juga langsung anjlok. Dari yang awalnya bisa tembus 55 km/jam, kini mentok di 43 km/jam saja.
Begitu indikator baterai benar-benar 0, motor masih bisa dipaksakan jalan, tapi pelan banget, cuma 30 km/jam.
Baca Juga: RSUD Bakti Pajajaran Hadirkan Klinik Gizi dan Agro Herbal, Bantu Pasien Kurang Gizi hingga Obesitas
“Masih bisa jalan sih, tapi udah kayak naik sepeda listrik. Pelan banget!” kelakarnya sambil tertawa getir.
Jarak aman Uwinfly T3 di rute naik turun ekstrem cuma 50 km-an. Setelah itu, siap-siap dorong motor sampai nemu colokan.
800 Watt yang Bikin Rider Ketinggalan Zaman
Bagi pengendara harian di kota, tenaga 800 Watt mungkin cukup buat wara-wiri ke kantor atau kampus. Tapi di jalan raya besar? Jangan harap bisa menyalip siapa pun.
Di mode tercepat (Speed 3), motor ini cuma mampu lari mentok 55 km/jam. Kecepatan yang bahkan kalah dari motor bebek lawas.
Baca Juga: Dorong Optimalisasi TPA Galuga, Rudy Susmanto Bahas Percepatan Penanganan Sampah Berkelanjutan
“Malu juga, Bro. Jalanan kosong tapi gue ketinggalan jauh. Orang pada ngebut, ini kayak jalan santai di CFD!” keluh sang penguji.
Dan masalahnya bukan cuma soal gengsi, tapi juga keselamatan. Motor yang terlalu lambat di jalur cepat bisa jadi bahaya buat diri sendiri maupun pengendara lain.
Penguji bahkan berniat nge-oprek T3 miliknya agar bisa lari lebih kencang. Tapi ya, tentu itu di luar rekomendasi pabrikan.
Fitur Dewa yang Bikin Rider Ogah Pegang Gas
Meski performanya bikin geregetan, ada satu fitur yang justru bikin Uwinfly T3 terasa berkelas, bahkan bisa dibilang mewah di kelas motor listrik murah, Cruise Control!
Baca Juga: Bupati Bogor Dorong Hadirnya RPH Modern dan Satu-satunya Bersertifikat Halal di Kabupaten Bogor
Ya, motor seharga belasan juta ini sudah punya fitur yang biasa nongol di mobil-mobil premium.
Dengan Cruise Control, kamu bisa melepas tangan dari gas, dan motor akan tetap melaju di kecepatan stabil.
Cara aktivasinya juga simpel banget:
1. Gas motor ke kecepatan yang diinginkan.
2. Tekan tombol Cruise di bawah throttle kanan.
3. Lepas gas dan voila! Motor tetap melaju mulus tanpa disentuh.
Fitur ini bikin rider bisa bersantai di jalan lurus tanpa takut tangan pegal. Begitu rem ditekan, Cruise Control otomatis mati. Praktis dan aman.
“Ini sih fitur paling keren di motor ini. Udah murah, ada cruise control pula. Jarang banget!” puji penguji.
Desain Oke, tapi Suspensi dan Ruang Cas Bikin Kesel
Kalau dari tampilan, Uwinfly T3 patut diacungi jempol. Desainnya manis banget, dengan lekukan klasik khas Vespa dan bodi yang terlihat solid.
Tapi sayang, beberapa detail kecil bikin motor ini gagal sempurna.
1. Suspensi Keras Banget.
Saat melibas lubang kecil, getarannya langsung naik ke badan. Bantingan terasa nyaut dan bikin penguji berencana ganti sokbreker biar lebih empuk.
2. Turunan Serasa Ditahan.
Saat menuruni jalan panjang, motor nggak bisa meluncur bebas karena sistem regenerative braking nya seperti menahan roda. Aman sih, tapi bikin sensasi riding jadi aneh.
3. Cas Darurat? Gigit Jari!
Begitu baterai habis total, penguji mencoba mencari tempat ngecas di minimarket atau toko-toko sepanjang jalan. Hasilnya? Nihil. Nggak ada stasiun cas umum di rute tersebut.
“Bener-bener zonk. Kalau udah habis di luar kota, siap-siap dorong,” ujarnya pasrah.
Masalah ini sekali lagi membuktikan kalau infrastruktur charging motor listrik di luar kota besar masih minim banget. Jadi, kalau kamu berencana touring atau melewati jalur naik turun, sebaiknya pikir dua kali sebelum bawa motor ini jauh-jauh.
Keren di Mata, Lemot di Jalan
Uwinfly T3 memang layak dipuji dari sisi tampilan. Bagi kamu yang mencari motor listrik bergaya retro dengan fitur modern dan harga terjangkau, motor ini bisa jadi opsi menarik.
Tapi kalau kamu tipe rider yang butuh performa cepat dan jarak tempuh panjang, T3 jelas bukan pilihan terbaik.
Motor ini cocok untuk:
- Pemakaian santai di dalam kota atau kompleks perumahan.
- Rider yang mengutamakan tampilan dan kenyamanan posisi duduk.
- Mereka yang suka fitur cruise control tanpa perlu motor mahal.
Tapi tidak disarankan untuk:
- Perjalanan jauh atau jalur menanjak ekstrem.
- Rider yang sering lewat jalan raya cepat.
- Pengguna yang bergantung pada charging station publik (karena belum merata).
“Intinya, Uwinfly T3 ini motor yang gaya dulu, baru performa belakangan. Tapi buat nongkrong di kafe atau jalan sore, ini motor sih cakep banget!” tutup sang penguji.***