RBG.ID - Pernah ngerasa motor injeksi kamu tiba-tiba jadi lemes, padahal baru aja ganti oli dan bensin masih full tank?
Tarikan yang biasanya enteng mendadak berat, mesin brebet, dan respon gas terasa telat. Kalau iya, berarti ada yang nggak beres di sistem pembakaran atau penggeraknya.
Tenang dulu, nggak selalu harus panik atau langsung ke bengkel besar. Kadang penyebabnya justru dari hal-hal kecil seperti busi yang mulai lemah, filter udara yang kotor, atau CVT yang mulai aus.
Yuk, kenali gejalanya biar bisa tahu sumber masalahnya sebelum keluar biaya besar!
Baca Juga: Biar Dompet Gak Boncos, Ini Tips Cerdas Pilih Oli Mesin Motor Auto Awet dan Irit
1. Cek Dulu Kondisi Busi, Sumber Percikan Api Mesin
Busi adalah pemantik utama dalam proses pembakaran mesin. Kalau busi mulai melemah, motor biasanya susah dinyalakan, tarikan terasa berat, dan suara mesin jadi nggak stabil, alias brebet.
Busi yang lemah nggak mampu menghasilkan percikan api sempurna, sehingga bahan bakar nggak terbakar tuntas. Akibatnya, tenaga mesin turun dan konsumsi bensin malah naik.
Coba buka busi dan lihat ujung elektrodanya. Kalau warnanya kehitaman, berkerak, atau jarak celah antar elektroda melebar, itu tanda busi sudah butuh diganti.
Idealnya, busi motor injeksi diganti setiap 8.000 - 10.000 km. Gunakan busi asli sesuai rekomendasi pabrikan biar tahan lama dan pengapian tetap optimal.
Baca Juga: Update Klasemen Grup G ACL Two 2025 Kelar Laga Persib vs Selangor: Maung Bandung Naik ke Puncak
2. Filter Udara Kotor, Udara ke Mesin Jadi Tersumbat
Tarikan motor bisa terasa berat karena suplai udara ke ruang bakar nggak lancar.
Filter udara yang kotor bikin udara bersih sulit masuk, sehingga campuran bensin dan udara jadi nggak ideal.
Efeknya langsung terasa: mesin terasa sesak napas dan gas jadi kurang responsif. Apalagi kalau kamu sering lewat jalanan berdebu, filter bisa cepat banget kotor.
Solusinya, bersihkan atau ganti filter udara sesuai jadwal servis. Motor injeksi modern umumnya pakai filter jenis basah, yang tidak bisa dicuci dan harus diganti baru tiap 10.000 - 12.000 km agar performa tetap prima.
Baca Juga: Main di GBLA, Persib Bandung Libas Selangor FC 2-0 di Ajang AFC Champions League Two
3. Tarikan Berat? Bisa Jadi CVT Mulai Aus
Buat pengguna motor matic, bagian CVT (Continuously Variable Transmission) memegang peran besar dalam kelancaran tarikan.
Kalau sabuk V-belt mulai aus atau rumah roller kotor, tarikan bisa terasa loyo dan tidak stabil.
Biasanya, gejalanya berupa suara gesekan saat digas, akselerasi lambat, atau motor terasa tersendat di putaran rendah.
Padahal, komponen ini bekerja langsung menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang.
Baca Juga: BYD Atto 1 Hadapi Persaingan Ketat di Pasar Mobil Listrik Harga Terjangkau, Ini Deretan Rivalnya di Indonesia
Perawatan CVT sebaiknya dilakukan setiap 5.000 - 8.000 km. Bersihkan area rumah roller, cek kondisi V-belt, dan ganti jika sudah retak atau getas.
Jangan tunggu sampai sabuk putus di jalan! Karena kalau itu terjadi, kamu pasti bakal dorong motor sambil keringetan, repot!
4. Perhatikan Setelan Idle (Putaran Stasioner)
Kadang, tarikan yang tidak stabil juga disebabkan oleh setelan idle yang terlalu rendah.
Putaran mesin yang di bawah standar bikin gas terasa ngambang dan motor seperti mau mati saat berhenti di lampu merah.
Masalah ini nggak bisa disetel sembarangan, karena butuh alat khusus untuk mengukur RPM standar.
Solusinya, cukup bawa ke bengkel resmi untuk disetel sesuai spesifikasi motor kamu.
Baca Juga: Update Terbaru Harga Mobil Listrik BYD di Jakarta Oktober 2025, Banyak Promo Menarik Hingga Akhir Tahun!
5. Sensor Injeksi dan Tekanan Bahan Bakar
Kalau semua komponen di atas sudah beres tapi motor tetap lemas, bisa jadi masalahnya ada di sistem injeksi.
Sensor injeksi yang kotor atau fuel pump yang melemah bisa menyebabkan bahan bakar tidak tersuplai dengan tekanan ideal.
Tekanan bahan bakar yang rendah bikin pembakaran tidak sempurna, efeknya motor jadi loss power dan tidak stabil saat digas.
Biasanya, bengkel akan memeriksa tekanan bahan bakar menggunakan fuel pressure gauge dan membersihkan injektor dengan cairan khusus.
Baca Juga: Kia EV6 2025 Resmi Meluncur! Desain Futuristik dan Jarak Tempuh 500 Km Sekali Cas, Bakal Jadi Mobil Listrik Favorit?
6. Jangan Lupa, Gaya Berkendara Juga Pengaruh
Percuma servis rutin kalau gaya berkendaranya masih kasar. Sering gas - rem mendadak, atau menarik gas sampai mentok di kondisi macet, bisa mempercepat keausan CVT dan busi.
Coba biasakan tarik gas perlahan dan jaga kecepatan stabil. Selain lebih irit bensin, motor juga lebih awet dan nggak cepat kehilangan tenaga.
Tarikan motor injeksi yang lemes nggak selalu berarti mesinnya rusak berat. Bisa jadi hanya karena busi mulai melemah, filter udara tersumbat, atau CVT kotor.
Dengan rutin servis berkala, membersihkan komponen penting, dan menjaga gaya berkendara, performa motor bisa kembali ringan seperti baru.
Jadi, sebelum panik dan menyalahkan motor, luangkan waktu sebentar buat cek tiga hal tadi: busi, filter, dan CVT. Terkadang, kuncinya bukan di ganti mesin, tapi di rawat dengan benar.***
Artikel Terkait
BYD Tantang Honda dan Suzuki lewat Kei Car Listrik Eksklusif untuk Pasar Jepang, Bakal Hadir di Indonesia?
Update Terbaru Harga Mobil Listrik BYD di Jakarta Oktober 2025, Banyak Promo Menarik Hingga Akhir Tahun!
BYD Atto 1 Hadapi Persaingan Ketat di Pasar Mobil Listrik Harga Terjangkau, Ini Deretan Rivalnya di Indonesia
Spesifikasi Toyota Land Cruiser FJ, SUV Off-Road Buatan Thailand Jadi Pesaing Kuat Jimny
Biar Dompet Gak Boncos, Ini Tips Cerdas Pilih Oli Mesin Motor Auto Awet dan Irit