RBG.id - Indonesia tengah memasuki fase transformasi di bidang kesehatan. Termasuk dalam hal teknologi. Yang segera terwujud adalah didirikannya biomedical and genome science initiative (BGSi).
Rencananya, BGSi diresmikan pekan depan. Tepatnya di Gedung Eijkman, Jakarta Pusat. Di sana akan dijadikan tempat penelitian genom atau informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme. Kemarin (1/8) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau persiapan peresmian BGSi. Pusat penelitian genom itu terdiri atas laboratorium (lab) imunologi, sel, dan molekuler; ruang ekstraksi DNA; serta genomik diabetes.
“Ke depan, melalui BGSi ini, kita bisa melihat potensi penyakit yang timbul di masa mendatang,” ujar Budi.
Sebelumnya, untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang, petugas medis harus mengambil sampel darah pasien atau melakukan MRI dan CT scan. Melalui BGSi, diagnosis penyakit bisa menggunakan genome sequencing atau metode untuk mengurutkan genom dalam organisme seperti bakteri, virus, dan manusia.
Dengan metode tersebut, bisa dilihat secara rinci penyakit yang ada di dalam tubuh manusia. Dia melanjutkan, saat ini hanya ada 12 mesin genome sequencing. Nanti akan ditambah hingga sekitar 30 unit. Seluruhnya bakal digunakan di rumah sakit rujukan nasional. Di antaranya, RS Kanker Dharmais, RS PON untuk stroke, RSCM untuk penyakit metabolik seperti diabetes dan ginjal, RS Sardjito di Jogjakarta, RSPI untuk infeksi, dan RS Sanglah untuk aging and wellness.
“Nanti ada genomic data yang disesuaikan dengan clinical data sehingga punya advance health data system (sistem data kesehatan yang canggih, Red),” tutur Budi. Pekan lalu dalam peluncuran Indonesia Health Services, Budi sempat menyinggung soal BGSi. Dia optimistis dengan transformasi tersebut. (jpc)