BACA JUGA:Selama Perhelatan KTT G20, PLN Pastikan Listrik Tanpa Kedip
Ani –sapaan karib Sri Mulyani– melanjutkan, awalnya ada beberapa komitmen yang sulit disepakati. Sebab, ada beberapa negara anggota G20 yang merupakan produsen sumber energi fosil terbesar di dunia seperti Arab Saudi, termasuk Indonesia. ”Di dalam Nationally Determined Contribution (NDC) kita, sektor energi adalah penghasil CO2 terbesar dan paling mahal untuk mencapai keseimbangan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan, paragraf ke-12 pada leaders declaration G20 Bali diharapkan mampu menutup gap atau kesenjangan antara kelompok yang sulit mengakses energi, terutama bagi negara miskin. ”Energi hijau itu tidak hanya subsidi, tapi juga pendanaan untuk memensiunkan coal (batu bara) dan investasi di renewable energy,” jelas Ani. (jpc)