Selain Korut, Rusia juga diperkirakan akan menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. Biden dan sekutu-sekutunya di G20 ingin menegaskan kepada rezim Putin bahwa perang nuklir tidak bisa diterima.
BACA JUGA: Pesawat Kepala Negara Peserta KTT G20 di Bali Diparkir Terpisah
Namun, Rusia dan Tiongkok mungkin akan memblokir pernyataan tersebut. Meski tidak memberikan dukungan secara gamblang, Tiongkok menunjukkan keengganan memutus hubungan dengan Rusia ataupun memberi AS kemenangan.
Mantan Direktur Urusan Tiongkok di Dewan Keamanan Nasional AS Ryan Hass mengatakan bahwa Xi Jinping mungkin tidak akan bermurah hati dalam pertemuannya dengan Biden. ”Dia tidak ingin dianggap memenuhi permintaan Biden, baik tentang Ukraina, penggunaan nuklir, Korea Utara, ataupun masalah lainnya,” ujar Hass seperti dikutip Agence France-Presse.
Biden tidak berencana untuk duduk dan berbicara empat mata dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Sebab, AS kecewa dengan Arab Saudi. Juli lalu Biden dan MBS bertemu. Saat itu Biden merayu Saudi untuk meningkatkan produksi minyak guna menggantikan suplai Rusia di AS dan Eropa.
Ketika Rusia menginvasi Ukraina, negara-negara Eropa berusaha memblokade pembelian minyak mentah ke Kremlin. Tapi, di saat bersamaan, mereka bergantung pada suplai dari Saudi. Namun, alih-alih menuruti Biden, dalam KTT Opec+, Saudi justru akan memangkas produksi minyaknya. Itu menjadi pukulan tersendiri bagi AS yang hingga saat ini berusaha mengendalikan harga pangan dan energi. (jpc)