Banyak pengunjung memang tampak berlomba memvideo dan mengunggah di akun media sosial masing-masing, bukan mengulurkan tangan untuk membantu. Perusahaan teknologi asal Korsel seperti Kakao Talk, Twitter Korea, dan beberapa lainnya meminta penggunanya untuk menahan diri dari mengunggah video dan foto terkait insiden di Itaewon.
Badan Kepolisian Metropolitan Seoul melaporkan ada kenaikan jumlah korban jiwa. Hingga tadi malam (30/10) sudah mencapai 154 orang. Perinciannya, 98 perempuan dan 56 laki-laki. Seluruh keluarga korban sudah dihubungi, kecuali satu korban yang belum teridentifikasi.
Kementerian Dalam Negeri mengungkapkan bahwa 20 warga asing termasuk dalam korban tewas. Mereka berasal dari AS, Uzbekistan, Austria, Norwegia, Vietnam, Kazakhstan, Iran, Rusia, dan Sri Lanka. Otoritas setempat juga menerima lebih dari 2.600 laporan orang hilang.
’’Saya sangat sedih atas hilangnya begitu banyak nyawa tadi malam, termasuk dua pemuda AS yang berpesta bersama teman-teman Korea mereka dan yang lainnya dari seluruh dunia,’’ ujar Duta Besar AS untuk Korsel Philip Goldberg.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional. Dia menegaskan bahwa tragedi di Itaewon seharusnya tidak terjadi. ’’Pemerintah akan menyelidiki secara menyeluruh penyebab insiden itu dan membuat perbaikan untuk memastikan kecelakaan yang sama tidak terjadi lagi di masa depan,’’ ujarnya seperti dilansir Agence France-Presse. Yoon datang untuk meninjau lokasi secara langsung.
Wali Kota Seoul Oh Se-hoon juga memperpendek lawatannya ke Eropa dan bergegas pulang. Dia menyatakan bahwa altar peringatan akan didirikan di Seoul Plaza mulai pagi ini sehingga masyarakat dapat memberikan penghormatan kepada para korban.
Orang-orang yang keluarganya hilang mengaku panik mencari informasi. Menunggu bukanlah hal yang mudah. Sebagian keluarga korban berdatangan dari berbagai kota di luar Seoul. Mereka berkumpul di Pusat Layanan Masyarakat Hannam-dong di Distrik Yongsan. (sha/c7/oni)