“Meskipun mereka adalah spesies yang dilindungi, salamander telah lama menghadapi ancaman seperti perburuan, hilangnya habitat, dan polusi, tetapi ketika ditambah dengan perubahan iklim, peluang mereka untuk bertahan hidup menjadi sangat tipis,” ujar Turvey.
Sementara itu, Hua, seorang ahli ekologi konservasi, menyerukan kesadaran publik serta menghimbau upaya yang lebih besar untuk dapat melestarikan spesies-spesies lain yang masih hidup di sungai ini bersama-sama.
“Yangtze adalah sungai terpanjang di China dan (seluruh) Asia dan telah lama menjadi tempat lahirnya peradaban. Terlepas dari ancaman dan kerugian konservasi yang parah selama bertahun-tahun, masih ada banyak keanekaragaman hayati yang harus dilestarikan di dalam dan di sepanjang Sungai Yangtze,” pungkasnya. (rmol)