RBG.ID, TAIWAN - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menegang di Selat Taiwan. Itu terjadi setelah Washington mengutus dua kapal perang melintasi selat yang memisahkan Taiwan dan Tiongkok tersebut. Beijing menganggap tindakan itu sebagai provokasi dan bersiap meresponsnya dengan tegas.
’’Kami siap menggagalkan segala bentuk provokasi.” Pernyataan itu dipublikasikan oleh militer Tiongkok pada Minggu (28/8). Sebelumnya, AS menyatakan bahwa USS Antietam dan USS Chancellorsville melintasi Selat Taiwan. Dua kapal perang itu merupakan kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga.
Juru Bicara Komando Teater Timur Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok Shi Yi menyebut tindakan AS itu berlebihan. ’’Militer Tiongkok telah melakukan pelacakan keamanan dan pemantauan lintasan kapal perang AS di seluruh jalur,’’ ujarnya seperti dikutip The Washington Post. Tiongkok juga mengaku terus memantau pergerakan dua kapal milik AS itu.
Selat Taiwan yang memisahkan Taiwan dan Tiongkok memang menjadi area sensitif bagi dua negara. Tepatnya, sejak Taipei memisahkan diri dari Beijing. Selat itu membentang sekitar 160 kilometer dari daratan utama (mainland) Tiongkok ke Taiwan.
Belakangan, militer AS dan beberapa negara Barat sering mengirimkan kapal melewati selat tersebut. Alasannya, selat itu merupakan jalur perlintasan internasional dan armada milik negara mana pun sah-sah saja melayarinya. Beijing jelas tidak suka dengan pendapat tersebut.
Tiongkok selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Karena itu, Selat Taiwan adalah bagian dari Tiongkok dan tidak bisa sembarangan dilewati oleh armada dari mana saja. Siapa pun yang hendak melintas harus minta izin ke Beijing dulu.
’’Sepertinya sudah mulai muncul kekhawatiran terhadap Tiongkok yang memicu pergolakan di Selat Taiwan,’’ ungkap Nicholas Burns, duta besar AS untuk Tiongkok.