Senin, 22 Desember 2025

Perjuangan Perempuan Indonesia di Tengah Krisis Ekonomi Sri Lanka

- Kamis, 30 Juni 2022 | 13:27 WIB
Sri Lanka krisis ekonomi
Sri Lanka krisis ekonomi

Itu pun peruntukannya diprioritaskan untuk transportasi umum, pembangkit listrik, dan industri. Patah semangat, setelah sekitar 30 jam berjuang di antrean yang mengulur sampai sepanjang 3–4 kilometer, Nani akhirnya memutuskan pulang tanpa setetes BBM pun bisa didapat.

’’Kondisi di Sri Lanka sekarang lebih gawat dibanding dengan Mei lalu waktu kita bicara,’’ ujar Nani ketika dihubungi Jawa Pos untuk kali kedua Minggu (26/6) lalu.

Di kesempatan pertama pada 31 Mei lalu, Nani menyebut situasi krisis di Sri Lanka masih cukup bisa dikendalikan. Namun, semuanya berubah drastis saat ini.

Pada Mei lalu itu pula, untuk kali pertama sepanjang sejarah, Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya. Pemerintahan Mahinda Rajapaksa, yang kemudian dipaksa mundur dari kursi kepresidenan pada 9 Mei lalu dan digantikan sang adik, Gotabaya Rajapaksa, menyebut pandemi Covid-19 sebagai biang keterpurukan. Pagebluk tersebut mengakibatkan turis enggan berkunjung. Padahal, turisme adalah pendapatan andalan negeri tetangga India tersebut.

Rangkaian pengeboman gereja di negeri berpenduduk 21 juta jiwa itu pada 2019 turut memperburuk keadaan. Tapi, mengutip BBC, banyak analis yang meyakini mismanajemen perekonomianlah yang jadi sumber utama kebangkrutan Sri Lanka saat ini.

Sejak perang saudara melawan pemberontak Tamil selesai pada 2009, negeri yang dulu bernama Ceylon itu lebih fokus pada penyediaan suplai makanan di dalam negeri, tak menyisakan banyak untuk impor.

Jadilah cadangan devisa Sri Lanka kempes dan habis untuk membiayai impor yang biayanya kian mencekik.

’’Sri Lanka sudah tidak punya reserve fuel (cadangan bahan bakar) lagi,’’ kata Nani.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X