Antre BBM Dua sampai Tiga Hari pun Belum Tentu Dapat
Ada yang berjuang puluhan jam mendapatkan bahan bakar, ada yang mengalami pemadaman listrik sampai 13 jam, dan ada pula yang membelanjakan voucher dari tempat kerja untuk dibagikan warga lokal.
TAK terhitung, berapa kali Nani Melani de Silva bolak-balik dari tempat mobilnya antre BBM ke rumahnya. Entah untuk ke toilet, mengambil penganan, atau meracik kopi.
Saking lamanya, dia berjuang mendapatkan bahan bakar di SPBU yang berjarak sekitar 500 meter dari kediamannya di Kolombo, Sri Lanka.
Negeri Asia Selatan itu tengah dihantam krisis ekonomi terburuk sejak memproklamasikan kemerdekaan pada 1948. Harga barang-barang kebutuhan pokok meroket, pemadaman listrik di mana-mana, sekolah-sekolah diliburkan, dan bahan bakar sulit didapat.
Nani, warga negara Indonesia (WNI) yang bersuami warga Sri Lanka, antre sejak Sabtu (25/6) pagi. Memasuki dini hari, di tengah jam-jam menanti BBM itu, Nani yang sudah 40 tahun tinggal di negeri bekas jajahan Belanda dan Inggris tersebut mendengar kabar bahwa harga bahan bakar bakal dinaikkan lagi. Naiknya edan-edanan pula.
Bensin oktan 92, misalnya, melonjak dari Rs 50 menjadi Rs 470 per liter dan bensin oktan 95 dari Rs 100 menjadi Rs 550 per liter. Auto diesel juga melonjak dari Rs 60 menjadi Rs 460 per liter dan super diesel Rs 75 jadi Rs 520 per liter.