RBG.ID – Protes untuk menolak kenaikan pajak yang dilakukan demonstran di Kenya berujung ricuh pada Rabu (12/7).
Menurut keterangan kepolisian, dilaporkan ada dua orang demonstran yang ditembak mati.
Dilansir dari Reuters, Kamis (13/7), demonstrasi tersebut dimobilisasi oleh pemimpin oposisi anti pemerintah, Raila Odinga yang juga merupakan calon presiden Kenya, tapi akhirnya kalah dalam pemilu.
Baca Juga: Sisir Titik Rawan Kejahatan, Petugas Patroli Polsek Cibinong Sita Beragam Jenis Senjata Tajam
Bentrokan paling intens antara pendemo dengan polisi terjadi di jalan tol yang menghubungkan ibu kota Nairobi dengan bandara internasional Kenya.
Polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Menurut Presiden Kenya William Ruto yang berhasil memenangkan pemilu pada Agustus tahun lalu, kenaikan pajak penting dilakukan guna membayar beban hutang negara serta membiayai penciptaan lapangan kerja baru.
Baca Juga: Dishub Jakarta Akan Berkoordinasi dengan BKD untuk Pemisahan Jam Kerja di Jakarta
Sedangkan, pihak oposisi menilai kebijakan ini sebagai suatu hal yang menyengsarakan rakyat, ditambah telah terjadinya inflasi pada komoditas pokok.
"Anak-anak muda menangis karena janji Anda, tuan presiden. Anda berjanji kepada mereka bahwa anda akan membantu mereka, namun anda tidak melakukannya," ujar Bernard Ochieng dalam sebuah orasinya.
Pada akhir bulan lalu, Pengadilan Tinggi Kenya sudah meminta pemerintah untuk menangguhkan kenaikan pajak, tetapi pemerintah malah menaikkan harga bensin.
Baca Juga: Sudah Resmi Dibuka! Simak Tata Cara Lengkap Mendaftar CPNS dan PPPK 2023
Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki menuduh para demonstran sudah bersikap anarkis dengan merusak properti milik pribadi dan publik, dan melakukan penjarahan dengan aksi kekerasan.
Perlu diketahui, pada aksi serupa di hari Jumat yang lalu, sebanyak enam warga Kenya dilaporkan tewas.