RBG.ID – Siklon Mocha menerjang wilayah pesisir antara Distrik Cox's Bazar di Bangladesh dan kota kecil Kyaukpyu di Myanmar pada Minggu, 14 Mei 2023.
Menurut Aliansi Nasional Arakan Rohingya (ARNA) pada Rabu (17/5), lebih dari 400 orang meninggal dunia di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok hak asasi itu mengungkapkan bahwa desa-desa di tepi pantai ibu kota Rakhine, Sittwe, mengalami kerusakan parah dan lebih dari 400 warganya, mayoritas Muslim, tewas.
Baca Juga: Dihubungi Wartawan, YG dan HYBE Akhirnya Tanggapi Rumor Pacaran V BTS dan Jennie BLACKPINK
Selain itu, ada lebih dari 10 ribu rumah hancur dan jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah.
Pusat Peringatan Topan Gabungan mengatakan bahwa Siklon Mocha merupakan salah satu badai terkuat yang pernah melanda wilayah itu, memasuki pesisir Rakhine dengan kecepatan angin lebih dari 217 kilometer per jam.
"Di Sittwe, 130 ribu warga etnis Rohingya telah terkurung di kamp-kamp pengungsi, seperti kamp-kamp konsentrasi, sejak 2012. Sebagian besar dari mereka tidak dievakuasi. Salah satu kamp, yang memiliki 380 tempat penampungan, benar-benar hancur diterjang banjir setinggi 30 kaki (sekitar 9 meter)," jelas Nay San Lwin, seorang pendiri Koalisi Pembebasan Rohingya kepada Anadolu.
Baca Juga: V BTS dan Jennie BLACKPINK Kepergok Kencan di Paris, HYBE dan YG: Sulit Untuk Mengonfirmasi
Menurut beberapa sumber, jumlah korban tewas di Sittwe kemungkinan lebih dari 400.
Namun, perlu waktu guna mendapatkan angka yang pasti lantaran jaringan seluler dan internet di wilayah itu putus.
Bangunan di semua kamp itu mengalami kerusakan hingga 90 persen, kata Lwin.
Baca Juga: Kaget Dengar Kabar Perceraian Sahabatnya-Desta dan Natasha Rizki, Ringgo: Mereka Sudah Dewasa
Menurut pernyataan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ketinggian banjir karena siklon itu sudah meningkat menjadi 2,7 sampai 3 meter di daerah dataran rendah Arakan dan pantai Bangladesh.
Siklon Mocha ini menghancurkan hampir seluruh rumah, penampungan, sekolah, masjid, biara, klinik dan seluruh infrastruktur di Sittwe.